Ajang Sepakbola paling bergengsi seantero Asia Tenggara tengah berlangsung. Kini AFF Suzuki Cup telah merampungkan fase grup dan akan menggelar partai semifinal Rabu (22/12) mendatang.
Melihat ke belakang sebelum Ajang ini bergulir, banyak pihak yang mendiskreditkan tim asuhan Shin Tae-yong. Mulai dari tim lawan dan supporter nya, hingga sebagian pendukung sendiri.
Pihak-pihak yang meremehkan timnas Indonesia di gelaran AFF tahun ini memang memiliki alasan yang jelas. Salah satunya adalah Timnas Garuda mengandalkan anak-anak Muda yang minim pengalaman.
Bahkan mantan pemain timnas Malaysia sekaligus Pelita Jaya, Safee Sali menyebut bahwa Shin Tae-yong jangan terlalu berharap pada skuat yang dia bawa. Apalagi berhadapan dengan para pemain yang sudah sering tampil di AFF seperti Malaysia dan Vietnam. Keduanya mengandalkan pemain-pemain yang telah memiliki pengalaman di Ajang 2 tahunan ini.
Sindiran lain pun datang dari bintang Malaysia saat ini, Safawi Rashid. Bahkan dia berani menyebut Timnas sekelas dengan Laos.
Namun sindiran dan pandangan sebelah mata tersebut seolah tak tergambar dari laga-laga dilakoni timnas Indonesia.
Dalam 4 pertandingan fase grup. Timnas malah tampil spektakuler dengan 3 kemenangan dan 1 hasil seri. Timnas melesakkan 13 gol dengan 4 kali kebobolan. Sebuah hasil yang sangat memuaskan.Â
Lolos dengan menyandang predikat juara Grup, anak asuhan Shin Tae-yong kini banjir pujian. Pelatih asal Korea Selatan itu membuktikan kualitas dirinya sebagai salah satu pelatih terbaik yang dimiliki Asia saat ini.
Ada 3 hal yang mencolok dari performa Timnas sehingga bisa tampil maksimal selama fase grup:
Strategi Shin Tae-yongÂ
Mantan pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 ini adalah seorang pelatih yang memiliki segudang Strategi.
Bayangkan saja, dari 4 pertandingan fase grup, Shin Tae-yong menerapkan strategi yang berbeda di setiap pertandingan.
Laga pertama lawan Kamboja, Timnas mengandalkan strategi 4-1-4-1. Melawan Laos yang di anggap tim terlemah, Timnas menerapkan strategi 4-3-3 yang all out menyerang.Â
Dilaga paling sulit menghadapi Vietnam yang notabene tim terkuat Asia Tenggara saat ini, Shin Tae-yong mengandalkan strategi 5-4-1.
Dilaga terakhir kontra Malaysia, banyak orang menduga bahwa Shin Tae-yong akan menerapkan strategi bertahan seperti saat menghadapi Vietnam. Karena Indonesia hanya perlu hasil imbang.
Namun diluar dugaan, Timnas malah tampil ngotot dan menyerang sepanjang pertandingan.
Semua strategi yang diterapkan Timnas tersebut berjalan dengan sangat baik. Ini membuktikan bahwa Shin Tae-yong adalah pelatih yang memiliki banyak opsi tergantung lawan yang akan dihadapi.
Pasukan Muda Siap Tempur
Tak salah jika mengatakan bahwa Shin Tae-yong beruntung memiliki pemain dengan rata-rata usia dibawah 24 tahun.
Semangat juang dan stamina yang prima membuat permainan Timnas Indonesia sangat dinamis. Didukung dengan pola latihan yang baru dan lebih keras. Anak-anak Garuda muda berubah menjadi pemain yang apik bak pemain kelas dunia.
Konsisten PermainanÂ
Ini adalah modal paling penting selama ini. Dari dulu masalah utama Permainan Timnas Indonesia adalah konsistensi. Apik diawal laga namun melempem di akhir.
Konsistensi yang ditunjukkan anak asuhan Shin Tae-yong hingga pertandingan terakhir kontra Malaysia, membuat Permainan Timnas Indonesia sangat nyaman untuk ditonton.
Pressing tinggi disetiap pertandingan, bermain stabil hingga peluit akhir menjadi hal yang sangat menyulitkan tim lawan untuk mengembangkan permainan.
Dari sekian banyak hal, 3 modal utama itulah yang membuat Timnas Indonesia tampil apik sepanjang Fase Grup AFF Suzuki Cup tahun ini.
Teguh Nugraha - Muara Bungo, Desember 20201
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
