Mohon tunggu...
Teguh Maulidan
Teguh Maulidan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bedah Novel "Gerbang Dialog Danur"

26 Februari 2018   16:50 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:17 11961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peter memiliki wajah yang tampan khas orang -- orang keturunan Belanda. Berkulit putih dan bertubuh besar. Perangai Peter dinilai sedikit buruk; egoisme pada diri Peter sangatlah tinggi, hal itu diketahui dari sikapnya yang berubah menjadi seorang provkator pada saat Risa mengingkari janjinya untuk bunuh diri.

" Terakhir kali ku lihat Peter dengan ekspresi yang tidak seperti biasanya, mnyeringai marah, dan menatap jijik ke arahku. Persahabatanku dengannya memang terasa jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan yang lainnya. Umurnya masih 13 tahun ketika dia terakhir bernapas. Rupanya ada perasaan yang lebih dari sekedar sahabat antara aku dengannya. Dia berharap agar aku bisa mengakhiri hidup di umur yang sama dengannya ......". ( Halaman 71 paragraf 1 )

Selanjutnya, sahabat hantu Risa yang bernama Hans dan Hendrick; Hans dan Hendrick saling mengganggu satu sama lain, dengan kata lain mereka terbiasa untuk saling bercanda dan menyinggung satu sama lain.

Hendrick berkata, "Hans si muka jelek, buruk rupa!"  ( Halaman 34 )

Hans berkata, "Hei....! Jangan bilang mukaku jelek! Mukaku hanya berbintik sedikit lebih banyak daripada mukamu!". ( Halaman 34 )

Selanjutnya ada Janshen, sesosok bocah Belanda yang kehilangan nyawanya di tangan ara tentara Jepang. Jhansen memiliki tubuh yang kecil dan gigi yang tanggal pada bagian depan. Janshen bersifat sangat ceria dan periang. Janshen dapat dikatakan sebagai sahaba Risa yang paling manja.

Hans berkata, "Janshen lebih jelek, Jansen lebih jelek, Janshen lebih jelek! Gigi ompong, gigi ompong, gigi ompong, hihihi" ( Halaman 36 )

Risa berkata, "Janshen, ada apa? Sini naik ke tempat tidurku"

Janshen berkata, "Risa, mala mini aku ingin bersamamu saja, boleh?"

Risa berkata, " Ya, tentu saja, biar aku peluk kamu ya, kamu boleh cerita ...."

Janshen berkata, "Benarkah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun