Untung ada wartawan Herman Wijaya yang menghalau kabar buruk itu.
***
Januari 2016, saya bentuk tim dan mengumpulkan wartawan untuk tugas mulia menjadi juri dan sekretariat meski ketika itu belum menerima SK Pengangkatan dari YPPHUI.
Mengejar tenggat waktu, saya bersama teman Herman Wijaya dan Dudut Suhendra Putra atas nama FPF bolak-balik ke kantor Gubernur DKI Jakarta.
Tetapi kami sudah cukup senang diterima oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, yang dalam pertemuan itu menyatakan bersedia membantu fasilitasi tempat. Soal kata pengantar, Ahok pun mengirim tulisan yang ditandatanganinya.
Ketika rombongan official broadcast Trans TV diketuai Teguh Usis datang ke lokasi Museum Fatahilah untuk melakukan rekayasa acara, mereka keberatan dan menolak acara di tempat itu. Â
"Di sini sebetulnya bagus tapi soal teknis, keamanan dan biaya relatif lebih gede dibanding acara di studio," kata Teguh Usis. Intinya, Trans TV minta pindah lokasi acara Malam Puncak nanti.
Mendengar alasan itu, saya cukup puas meski harus mengatakan 'selamat tinggal Museum Fatahilah'. Soal tempat lain, saya tidak ikut campur lagi. Yang pasti, Malam Puncak UIA berlangsung di Balai Kartini. Sangat meriah.
***
Saat diplomasi FPF dengan Pemda DKI Jakarta, kepanitiaan UIA 2016 baru saja terbentuk. Taufik Andharu Bhaskara menyatakan siap jadi Ketua Pelaksana UIA bersama tim marketingnya dan berjanji akan menutup biaya kegiatan. Tapi, sampai kelar acara UIA, semuanya angin surga.