Namun, beberapa scene saat Suzzanna menjadi sundel bolong cukup memberi harapan. Golden scene 'pesan sate' yang terkenal di film Suzzanna sebelumnya,  tergantikan oleh suasana ketika Suzzanna pada malam sepi memanggil-manggil dan menyambangi nama empat orang begundal yang membunuhnya.Â
Empat begundal itu Umar (Teuku Rifnu Wikana), Dudun (Alex Abbad), Jonal (Verdi Solaiman), dan Gino (Kiki Nurendra) mati diteror. Keempat tokoh ini terlalu 'mahal' untuk peran yang akhirnya cuma dimatikan. Kehadiran empat tokoh ini cukup menutupi kekurangan greget Suzzanna.Â
Saya agak terpengaruh untuk melihat Suzzanna berbicara, juga pada make-up wajah Suzzanna yang ditangani secara khusus oleh tim ahli dari Rusia. Hasil polesan wajah  itu tidak mengecewakan. Suzzanna versi Luna Maya berhasil dihadirkan, sangat mirip dengan aslinya.Â
Sayangnya, saya tidak mampu move on dari bayangan Luna Maya sebagai artis hari ini. Sosok Suzzanna yang kharismatik dan berkarakter karena digembleng pengalaman panjang di jagad film horor, tidak bisa ditiru.Â
***
Cerita film ini berlatar tahun 1980an. Setelah lima tahun berumahtangga, Suzzanna (Luna Maya) dan Satria (Herjunot Ali) mendapat kabar mereka akan mendapat calon anak. Suzzanna hamil, dan di saat yang sama Satria harus tugas di luar negeri meninggalkan istrinya.
Satria sangat taat menjalankan agamanya, selalu membimbing istrinya untuk solat subuh berjamaah di musola kampung.Â
Rumahtangga mereka terusik ketika empat karyawan berencana merampok harta Satria, boss mereka di pabrik. Mereka adalah Jonal, Umar, Dudun, dan Gino.Â
Keempat orang ini menghancurkan hidup Satria yang sedang bahagia bersama istrinya, Suzzanna. **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H