Bung Karno tidak hanya menguasai panggung dengan gesture dan vokalnya yang tegas dan kuat, tetapi juga menguasai materi pidato tanpa teks.
Sekali-dua, muncul juga insert-insert still photo dan video rekaman Bung Karno dalam kesempatan yang lain. Sedikit “kenakalan” sutradara ikut muncul, misalnya ilustrasi video sejumlah anggota DPR yang sedang bermain-main di saat bersidang.
Film ini dipersembahkan untuk para pecinta dan pelindung Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, juga kepada generasi penerus yang belum pernah mengenal sejarah Pancasila. **
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!