Mohon tunggu...
Teguh Ikhmal Bakhtiar
Teguh Ikhmal Bakhtiar Mohon Tunggu... Lainnya - Kosong itu isi, Isi itu kosong, teguhikhma@gmail.com

Apa yang membuat kamu yakin sekarang kamu sedang tidak bermimpi?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makin Marak, Kekerasan di Sekolah Indonesia Harus Segera Dituntaskan dengan Cara yang Ampuh Ini

5 Oktober 2024   07:34 Diperbarui: 5 Oktober 2024   10:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia, anak-anak wajib untuk menempuh 12 tahun sekolah yaitu mencapai tingkat Sekolah Menengah Atas. Namun sayangnya, masih adanya kekerasan di sekolah yang masih sering terjadi hingga saat ini.

Kekerasan di sekolah Indonesia menjadi momok yang menyeramkan untuk kebanyakan peserta didik dan orang tua. Mereka kerap kali dihantui oleh banyak kasus-kasus yang terjadi belakangan ini atau beberapa tahun ke belakang.

Parahnya, kekerasan di sekolah Indonesia sudah sampai ada yang memakan korban loh. Kasus yang terjadi ini membuat jejak kotor yang menjadikan citra pendidikan di Indonesia menjadi semakin gelap.

Ada beberapa penyebab kekerasan di sekolah Indonesia yang perlu diperhatikan. Menurut jurnal dari Awaliya Nur Fadhilah dan Munjin tahun 2022 dengan judul "Kekerasan dalam Pendidikan di Sekolah: Bentuk, Sebab, Dampak, dan Solusi", ada beberapa sebab kekerasan bisa terjadi.

Sebab kekerasan di sekolah Indonesia terjadi, hindari dengan 5 cara ini

Kekerasan dalam dunia pendidikan terjadi karena adanya kondisi tertentu, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kekerasan ini tidak muncul secara spontan, melainkan merupakan hasil dari sebuah kejadian. 

Kekerasan dan faktor-faktor penyebabnya dipengaruhi oleh beberapa aspek. Pertama, kualitas pendidikan yang rendah. Kedua, tayangan televisi yang kurang mendidik serta lingkungan yang tidak kondusif. Ketiga, kondisi keuangan pelaku kekerasan yang tidak baik. Individu yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi cenderung lebih rentan terlibat dalam tindakan kekerasan. 

Kekerasan di kalangan siswa bukanlah fenomena yang muncul tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang memicu perilaku kekerasan ini, mulai dari pengalaman pribadi hingga pengaruh eksternal. Salah satu penyebab utama adalah karena siswa tersebut pernah menjadi korban kekerasan sebelumnya atau menerima perlakuan kasar dari orang lain. Pengalaman traumatis ini seringkali mendorong mereka untuk melampiaskan rasa sakit dengan melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Selain itu, banyak siswa melakukan kekerasan sebagai upaya untuk mencari perhatian. Mereka mungkin merasa diabaikan atau tidak mendapatkan cukup perhatian dari lingkungan sekitar, baik di rumah maupun di sekolah. Dalam situasi seperti ini, kekerasan seringkali menjadi cara mereka untuk mendapatkan pengakuan, meskipun melalui jalan yang salah.

Kejahatan di kalangan siswa seringkali terjadi karena ketidakmampuan dalam mengendalikan dan mengatur naluri internal mereka. Kurangnya kontrol emosi membuat mereka mudah bertindak buruk. Kualitas kehidupan dalam keluarga, seperti situasi broken home, berperan besar dalam membentuk karakter dan kepribadian remaja, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku mereka di sekolah. 

5 Cara menghindari kekerasan di Sekolah yang perlu diterapkan di Indonesia

Pendidikan Karakter

Membekali siswa dengan pendidikan nilai-nilai moral dan etika sejak dini sangat penting. Menanamkan rasa empati, toleransi, dan menghargai perbedaan dapat mencegah kekerasan karena siswa akan lebih mampu memahami perasaan orang lain.

Pelatihan dan Kesadaran Guru

Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda kekerasan, baik fisik maupun verbal. Dengan begitu, intervensi bisa dilakukan sebelum masalah berkembang.

Lingkungan yang Mendukung

Sekolah harus menciptakan lingkungan yang nyaman dan inklusif untuk semua siswa. Jika siswa merasa didukung secara emosional, mereka cenderung tidak terlibat dalam atau menjadi korban kekerasan.

Kebijakan Anti-Kekerasan

Sekolah perlu memiliki aturan yang tegas terhadap kekerasan, termasuk bullying, dengan mekanisme pelaporan yang jelas dan sanksi yang sesuai. Penting juga agar semua pihak (guru, siswa, dan orang tua) mengetahui kebijakan ini.

Keterlibatan Orang Tua

Keluarga memegang peran penting dalam perkembangan anak. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam mengawasi serta membimbing perilaku anak di rumah dan sekolah dapat membantu mencegah kekerasan.

Demikian pembahasan mengenai kekerasan di sekolah Indonesia yang cukup singkat dan jelas. Temukan banyak bacaan menarik lainnya di halaman profil Kompasiana saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun