Kemanjuran vaksin Pfizer dan BioNTech mendekati 95%. Vaksin telah menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Vaksin menunjukkan bahwa BNT162b2 95% efektif melawan Covid-19 28 hari setelah dosis pertama. 170 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dievaluasi, 162 diamati pada kelompok plasebo dan 8 diamati pada kelompok vaksin. Vaksin ini konsisten dengan data demografi pada usia, jenis kelamin, ras, dan etnis yang diamati pada lebih dari 94% orang dewasa di atas usia 65 tahun. Saat ini, pemerintah sedang menyelesaikan kontrak vaksin dengan Pfizer (AS) untuk menyelesaikan kontrak 329 juta.
Moderna mengumumkan sudah mengajukan izin pemakaian darurat ataupun emergency use authorization( EUA) kepada Tubuh Pengawas Obat serta Santapan Amerika Serikat( FDA). Dilansir dari halaman formal Modernatx. com, bersumber pada 95 permasalahan, di mana 90 permasalahan Covid- 19 diamati dalam kelompok plasebo versus 5 permasalahan yang diamati di kelompok mRNA- 1273, menciptakan ditaksir efikasi vaksin sebesar 94, 5 persen. Vaksin yang dibesarkan Moderna ataupun yang diketahui dengan suatu mRNA- 1273 memakai mRNA sintetis buat meniru permukaan virus corona baru serta mengajari sistem imunitas buat mengidentifikasi serta menetralkannya. Sedangkan itu, Moderna berencana sediakan 100 sampai 125 juta dosis vaksin Covid- 19 pada kuartal awal 2021. Sebagian besar dari penciptaan ini hendak dikirim ke Amerika Serikat( AS). Moderna mengatakan antara 85 serta 100 juta dosis hendak didistribusikan di Amerika Serikat, dengan segala dunia menerima sisa 15 sampai 25 juta. (Anggraeni, 2021)
Vaksin-vaksin diatas sudah banyak dan ada yang akan disebar di negara Indonesia, namun pendapat saya sendiri mengenai vaksinasi kali ini kurang maksimal, karena vaksin yang disuntikan kepada orang itu hanya mampu menghalang jenis virus covid-19 yang diriset dan dibuat vaksin, Sedangkan saat ini kita  tahu bahwa virus corona sendiri sudah memiliki banyak variasi yang dinyatakan penyebaran dan efeknya lebih besar dari saat awal-awal pandemi ini. Semuanya juga tergantung kepada pemikiran dan juga kepercayaan masing-masing, saya disini hanya menyampaikan pendapat saya secara logis.
Ditambah lagi berita yang beredar pada media massa maupun internet tentang efek samping dari vaksinasi sendiri, efeknya mulai dari ringan sampai ada juga sampai merenggut nyawa. Contohnnya saja ada seorang Ibu 3 orang anak yang meninggal usai divaksin AstraZeneca. Namanya Lucy dan dia tinggal di Inggris, dia berusia 47 tahun dan menurut konsultan disana Lucy meninggal karena vaksin dan pada surat kematiannya dia dinyatakan meninggal karena trombosis sinus vena serebral dan trombosis terkait vaksin dengan trombositopenia. (Kana, 2021)
Pesan saya mohon segala sesuatu harus dipikirkan matang-matang agar risiko yang kita terima tidak terlalu pahit, mohon bijak dalam bersosial media. Saya mohon maaf jika ada kesalahan. Terimakasih
-JAGA KESAHATAN KALIAN-
References
Anggraeni, R. (2021, Januari 3). Life&style, Health. Diambil kembali dari Bisnis.com: https://lifestyle.bisnis.com/read/20210113/106/1342384/6-jenis-vaksin-covid-19-di-indonesia-sinovac-astrazeneca-hingga-pfizer
Ariestia. (2015, Juni Kamis). Dicanangkan Berpuluh Tahun Lalu, Imunisasi Masih Menghadapi Ironi. Diambil kembali dari TribunPekanbaro.com: https://pekanbaru.tribunnews.com/2015/06/25/dicanangkan-berpuluh-tahun-lalu-imunisasi-masih-menghadapi-ironi
Kana. (2021, Juni 28). IndoZone, News. Diambil kembali dari IndoZone: https://www.indozone.id/news/r8sWJOe/ibu-3-anak-ini-meninggal-karena-pembekuan-darah-setelah-divaksin-astrazeneca/read-all
Namira, I. (2021, Juni 23). Health, Medical. Diambil kembali dari idntimes: https://www.idntimes.com/health/medical/izza-namira-1/perbandingan-berbagai-jenis-vaksin-yang-akan-dipakai-di-indonesia/7