Teman-teman milenial, hari ini saya akan membawakan topik yang sangat mendasar dalam perencanaan keuangan pribadi : Aset vs Kewajiban. Hal ini mungkin terkesan simple dan mudah dipahami. Tapi masih banyak orang yang gagal membedakan mana aset dan kewajiban. Mengenali dengan baik antara aset dan kewajiban, dapat membantu anda membangun perencanaan keuangan pribadi yang baik dan produktif. Yuk kita simak !
Mengenali Aset
Jenis-Jenis aset dapat dibagi menjadi :
1. Aset Kas / Liquid
Contoh aset yang termasuk dalam kategori ini adalah uang kas, emas, dan investasi2 low risk lainnya yang dapat dicairkan dengan mudah. Aset sejenis ini biasanya sangat mudah untuk dicairkan atau dipakai sewaktu-waktu, tapi tidak memberikan imbal hasil atau pendapatan yang besar. Contohnya tabungan di bank hanya memberikan bunga 2-4 % per tahun.
2. Aset Surat Berharga
Contoh dari aset jenis ini adalah saham, surat kepemilikan deposito, obligasi dan reksadana. Aset jenis ini dapat memberikan imbal hasil yang cukup besar, tapi juga bisa memberikan kerugian yang masif jika nilai dari surat tersebut terdepresiasi. Misalnya, saham BUMI sempat dihargai Rp 7000 per lembar, tapi penurunan kinerja perusahaan membuat nilai saham tersebut tidak menarik bagi konsumer. Sekarang saham ini hanya dihargai Rp 232 per lembar. Turun lebih dari 90% !
3. Aset Properti
Rumah, ruko, apartemen, gudang, tanah dll adalah contoh-contoh dari aset ini. Aset jenis ini biasanya dapat menghasilkan pendapatan pasif yang cukup stabil dalam bentuk sewa maupun kontrak. Kekurangan dari aset ini adalah butuhnya modal yang cukup besar untuk diperoleh, dan biasanya kurang liquid atau sulit dicairkan seketika dibutuhkan.
4. Aset Intelektual
Aset intelektual dapat berwujud hak cipta, paten, trademark, merek, lagu, dll. Aset ini biasanya adalah hak milik seseorang terhadap suatu karya musik, penelitian, seni, tulisan dll.
Aset jenis ini tidak bisa diciptakan oleh sembarang orang, dan nilainya pun bergantung dari penilaian orang terhadapnya. Misal, lukisan pelukis terkenal Van Gogh tidak laku dijual semasa hidupnya, dan baru dihargai setelah dia meninggal. Contoh terkenal lainnya adalah novel Harry Potter oleh J.K. Rowling yang menghasilkan milyaran dollar dari kesuksesannya.
5. Bisnis
Bisnis adalah salah satu aset yang cukup berharga jika berhasil memberikan keuntungan bersih. Selain memberikan keuntungan berulang (recurrent) setiap bulan. Bisnis juga dapat dijual ke pihak lain untuk jumlah yang cukup besar. Bisnis start-up adalah salah satu bisnis yang cukup populer untuk kaum Milenial. Beberapa start-up berhasil dijual dengan angka yang cukup fantastis ! Contoh Start-up KuDo berhasil di akuisisi oleh GRAB dengan nilai $ 30 juta !
Mengenali Kewajiban atau Liabilities
Tidak semua kewajiban itu jahat. Ada kewajiban-kewajiban yang memang harus dikeluarkan, contohnya membayar uang sekolah anak, membayar listrik dan air, dll. Malah ada kewajiban yang sifatnya baik. Contohnya beramal, zakat, qurban, dll yang memang pada dasarnya baik untuk anda.
Yang perlu dihindari adalah kewajiban-kewajiban yang didasari oleh hal-hal tidak perlu dan pemborosan. Misal : Hutang kartu kredit adalah kewajiban yang sangat buruk dan perlu dihindari. Hutang kartu kredit memiliki bunga cicilan lebih dari 30 % per tahunnya. Artinya jika anda berhutang 10 juta, dalam setahun hutang anda naik menjadi 13 juta pertahunnya !
Contoh lainnya adalah membeli mobil mewah diluar kebutuhan anda. Mobil mewah yang hanya dibeli untuk gaya-gayaan, akan menguras dompet anda dengan cepat. Dimulai dari cicilan kredit mobil yang membelit leher anda, biaya pajak mobil mewah yang tinggi, reparasi, bahan bakar Pertamax, asuransi, dll. Hal ini pada dasarnya tidak memberikan impact positif pada hidup anda, tapi justru malah bisa membocorkan keuangan bulanan anda.
Hati-Hati tertukar Aset dan Kewajiban !
1. Rumah
Banyak orang mengira rumahnya adalah pasti sebuah aset. Masalahnya, rumah baru menjadi sebuah aset jika anda berhasil menyewakannya, atau menjualnya untuk mendapatkan keuntungan modal. Jika rumah anda tidak berencana untuk dijual, maka rumah itu adalah sebuah kewajiban dengan segala cicilan yang harus dipenuhi tiap bulannya.
Menjual kembali sebuah rumah tempat tinggal juga belum tentu menguntungkan karena pastinya anda tidak akan bisa membeli rumah yang setara (besar dan lokasinya) dengan harga yang lebih rendah atau sama.
Pesannya : Belilah rumah tempat tinggal sesuai dengan kebutuhan anda. Jangan merusak keuangan anda dengan mencicil rumah yang jauh diatas kebutuhan anda.
2. Mobil
Khan mobilnya dipakai sehari-hari ke kantor buat cari uang !? Begitu biasanya pembelaan orang-orang. Seperti pembahasan diatas, mobil, jika hanya dipakai sendiri, adalah sebuah kewajiban. Titik. Kalau disewakan untuk taksi online, barulah dia bisa dikategorikan sebagai aset.
Tapi bukan artinya anda tidak boleh membeli mobil lho.. Intinya, belilah mobil sesuai kebutuhan anda. Jika masih bisa pakai kendaraan umum atau motor, why not ! Uangnya bisa anda pakai terlebih dahulu untuk berinvestasi atau memperoleh aset-aset yang menghasilkan
3. Bisnis
Bisnis bisa menjadi pisau bermata dua. Bisnis yang merugikan bisa menjadi kewajiban yang sangat membelit. Banyak orang-orang memiliki bisnis-bisnis yang terus-menerus merugi setiap tahunnya, tapi tetap memaksa untuk mempertahankannya. Intinya, beranilah untuk mengambil keputusan bahwa bisnis anda tidak menguntungkan dan menghentikannya. Hal ini bisa menjadi jalan untuk membuka bisnis lain yang lebih menguntungkan.
Kesimpulan
Kaum milenial, jangan tertukar antara aset dan kewajiban. Kumpulkanlah aset-aset berharga perlahan-lahan di masa muda sehingga bisa menghasilkan pendapatan pasif di masa depan. Hindari kewajiban-kewajiban yang bersifat boros dan tidak penting ! Cicilan-cicilan kecil tapi banyak dapat merusak keuangan anda.
Akhir kata, Happy Financing!
Yuk baca artikel keuangan lainnya disini :
Butuh Uang Berapa sih untuk hidup sejahtera ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H