Mohon tunggu...
Muchammad TeguhArdiyanto
Muchammad TeguhArdiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis random things

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jatuh Bangun Kisah Hidup Sang Pencipta Dji Sam Soe

6 Juli 2022   05:34 Diperbarui: 6 Juli 2022   05:44 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahukah Anda dengan merek sampoerna, sebuah merek rokok yamg sangat terkenal di Indonesia dan menjadi primadona banyak pecinta rokok. 

Salah satu produknya yaitu dji sam soe bahkan dijuluki sebagai raja kretek oleh konsumen rokok di Indonesia. Merek tersebut saat ini menjadi "juara" dalam pangsa pasar rokok di Indonesia, menguasai sekitar 28% dari total pasar di Indonesia pada tahun 2021. Namun semua kesuksesan tersebut tidak diraih dengan cara yang mudah. 

Butuh perjuangan, pengorbanan dan kerja keras untuk bisa sampai pada titik tersebut. Disini saya akan menceritakan kisah hidup sang pendiri yaitu Liem Seeng Tee yang penuh perjuangan dan inspiratif dalam membesarkan perusahaannya, namanya ini suatu saat akan berubah menjadi sampoerna karena adanya regulasi dari pemerintah yang mengharuskan etnis tionghoa untuk mengubah namanya.

Liem Seeng Tee lahir pada tahun  1893 dari keluarga miskin yang berada di provinsi Fujian Tiongkok, pada tahun 1897, saat Liem kecil masih berusia 4 tahun, ia harus rela kehilangan ibunya karena meninggal dalam keadaan musim dingin. 

Pada saat itu, kondisi di sana sangat buruk, China pada saat itu sedang dilanda kemiskinan, musim yang bruk, kelaparan dan perang yang tiada henti. Akibat kondisi yang tidak menentu itu, ayahnya memutuskan untuk pergi merantau bersama kedua anaknya, yaitu Liem dan kakak perempuannya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. 

Mereka pergi meninggalkan kampung halamannya dengan menggunakan kapal belanda yang berlayar ke Penang, Malaysia. Namun sesampainya disana, keadaan kota Penang juga tidak lah bagus serta layak untuk para imigran seperti mereka. 

Ayahnya kemudian memutuskan untuk pergi ke arah selatan, namun pada saat itu uang ayahnya sudah habis, sehingga mereka tidak bisa membeli tiket untuk melanjutkan perjalanan. 

Ayahnya dipaksa membuat keputusan sulit dengan menyerahkan anak perempuannya untuk diadopsi oleh keluarga hokkien(sebutan untuk keluarga tionghoa perantauan yang berasal dari provinsi Fujian, Tiongkok) yang ada disana demi mendapatkan sejumlah uang untuk membeli tiket kapal. Liem kecil dan ayahnya berlayar lagi dan sampai di Surabaya, Jawa Timur. 

Namun baru 6 bulan sejak sampai disana, ayah Liem meninggal karena terjangkit kolera. Liem kecil yang masih berusia 5 tahun sudah harus rela kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang hidup di negeri entah berantah yang jauh dari kampung halamannya. Sebelum ayahnya meninggal ayahnya sempat menitipkan Liem kepada keluarga hokkien sederhana  yang ada di Bojonegoro. 

Dalam keluarga asuh yang baru, liem diajarkan banyak hal. Salah satunya adalah Liem diajarkan untu k mempelajari sistem dagang bisnis keluarga sederhana mereka, yaitu bisnis kecap . Namun pada usia 11 tahun Liem, memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah orang tua asuhnya dan hidup mandiri untuk bekerja sebagai pegawai di sebuah rumah makan di surabaya. 

Disana Liem tidak mendapatkan bayaran, namun sebagai gantinya Liem mendapat jatah makan, pakaian dan tempat tinggal yang diberikan oleh pemilik rumah makan tersebut. 

Disana Liem kecil bekerja dengan giat, sampai pada suatu hari Liem memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya itu untuk mencari pekerjaan lain agar dia  bisa mendapatkan upah. Bosnya pun mengiyakan dan memberi Liem sejumlah uang yang nantinya akan digunakan Liem untuk membeli sepeda bekas yang akan dipakainya untuk berjualan arang di jalanan Surabaya. 

Pekerjaan itu selanjutnya membawanya untuk berjualan roti di dalam gerbong kereta. Pada saat itu, dia bekerja 18 bulan tanpa seharipun istirahat untuk menjajakan dagangannya di dalam gerbong kereta jurusan Jakarta Surabaya.

Pada usia 19 tahun dia memutuskan untuk menikah dengan Siem Tjiang Nio.  Liem pertama kali besentuhan dengan industri rokok pada saat bekerja sebagai peracik dan penggulung rokok di salah satu pabrik rokok yang berada di Lamongan Jawa timur. 

Dia bekerja selama 6 bulan dan mendapat banyak ilmu untuk meracik rokok. Liem dan istrinya kemudian bahu membahu untuk menghidupi keluarga. Istrinya membuka toko yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga di kediamannya sedangkan Liem berkeliling menjajakan rokok hasil racikannya menggunakan sepeda yang dia punya kepada warung dan toko grosir. 

Hingga pada tahun 1913 ia mendirikan sebuah perusahaan bernama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee yang nantinya akan berubah menjadi Hanjaya Mandala Sampoerna mengikuti regulasi dan perubahan nama sang pemilik . Inilah cikal bakal perusahaan yang akan tetap berdiri kokoh dan berkembang selama lebih dari 100 tahun. Perlahan lahan bisnisnya berkembang karena cita rasa rokoknya yang unik dan beragam. 

Dia terus berusaha mengembangkan bisnisnya dengan cara bereksperimen untuk membuat racikan rokok yang enak, sampai akhirnya dia berhasil membuat sebuah racikan rokok yang ia beri nama dji sam soe. Rokok tersebut sukses dan 'meledak' di pasaran yang menjadi primadona bagi para pecinta rokok sampai dijuluki sebagai raja kretek. 

Pada tahun 1920 pelabuhan di Surabaya berkembang dengan pesat. Liem berhasil memanfaatkan keadaan itu dengan berhasil mendistribusikan rokoknya ke berbagai penjuru di Jawa Timur. Pada tahun 1932 Liem membeli sebuah kompleks bangunan bekas panti asuhan milik belanda. 

Liem kemudian menggubahnya menjadi sebuah komplek besar yang berisi auditorium teater serta pabrik rokok dan rumah di sisi kanan kirinya. Ini merupakan mimpi Sampoerna untuk tinggal dekat dengan pabrik agar bisa mengawasi setiap aspek pekerjaan di pabriknya dengan lebih mudah. Pada tahun 1942, semua usaha yang dibangun Liem hancur dalam sekejap akibat penyerangan tentara jepang ke Surabaya. 

Semua harta Liem dijarah dan Liem sendiri akhirnya dipenjara di kamp pengasingan, tak lama kemudian anaknya pun menyusul untuk dipidanakan seperti ayahnya dengan alasan diduga sebagai mata-mata pihak belanda.  Itu adalah titik hidup terendah dan tersulit yang pernah dialami Liem semasa hidupnya. 

Semua usaha dan perjuangan yang telah dilakukan Liem harus hancur runtuh dalam sekejap. Liem harus menunggu selama 3 tahun untuk bisa bebas dengan adanya kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. 

Pada saat kembali ke kediamannya, Liem menemui kondisi komplek rumahnya yang sangat memprihatinkan, namun pada tahun 1949 Liem berhasil merenovasi dan membangkitkan bisnisnya yang sempat terkapar akibat penjajahan jepang.

Kerajaan bisnis Sampoerna dilanjutkan oleh anak keduanya yaitu Swie Ling, saat Liem meninggal pada tahun 1956. Dalam arahan Swie Ling bisnis Sampoerna kembali meroket dengan penguatan merek dan peningkatan kualitas oleh dji sam soe. 

Pada tahun 1977 Putra Sampoerna masuk ke jajaran pimpinan perusahaan dan berhasil memodernisasi produksi dan distribusi. Perusahaan yang semakin besar membutuhkan dana yang semakin besar juga. 

Akhirnya putra memutuskan untuk melakukan IPO atau penawaran umum perdana untuk listing di bursa saham Indonesia pada tahun 1990. 

Pada tahun 2001 generasi keempat yaitu Michael Sampoerna masuk ke jajaran pimpinan perusahaan dan empat tahun kemudian pada tahun 2005 dia memutuskan untuk menjual seluruh saham yang dimiliki keluarga ke pada PT Philip Morris internasional. Padahal pada saat itu Sampoerna menjadi penguasa pasar rokok di Indonesia dengan pangsa pasar 25%.

Itulah sedikit kisah perjuangan hidup dan membangun bisnis dari sang pendiri Sampoerna, Liem Seeng  Tee mengajarkan kita untuk tetap berusaha bekerja keras untuk mencapai keinginan dan tetap tangguh dan bangkit meskipun diterpa berbagai cobaan yang berat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun