Kerajaan bisnis Sampoerna dilanjutkan oleh anak keduanya yaitu Swie Ling, saat Liem meninggal pada tahun 1956. Dalam arahan Swie Ling bisnis Sampoerna kembali meroket dengan penguatan merek dan peningkatan kualitas oleh dji sam soe.Â
Pada tahun 1977 Putra Sampoerna masuk ke jajaran pimpinan perusahaan dan berhasil memodernisasi produksi dan distribusi. Perusahaan yang semakin besar membutuhkan dana yang semakin besar juga.Â
Akhirnya putra memutuskan untuk melakukan IPO atau penawaran umum perdana untuk listing di bursa saham Indonesia pada tahun 1990.Â
Pada tahun 2001 generasi keempat yaitu Michael Sampoerna masuk ke jajaran pimpinan perusahaan dan empat tahun kemudian pada tahun 2005 dia memutuskan untuk menjual seluruh saham yang dimiliki keluarga ke pada PT Philip Morris internasional. Padahal pada saat itu Sampoerna menjadi penguasa pasar rokok di Indonesia dengan pangsa pasar 25%.
Itulah sedikit kisah perjuangan hidup dan membangun bisnis dari sang pendiri Sampoerna, Liem Seeng  Tee mengajarkan kita untuk tetap berusaha bekerja keras untuk mencapai keinginan dan tetap tangguh dan bangkit meskipun diterpa berbagai cobaan yang berat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H