Mohon tunggu...
Teguh Alfaidzin
Teguh Alfaidzin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat Sipil

Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi dan Mengapa Berdiferensiasi

19 September 2024   11:10 Diperbarui: 23 September 2024   07:54 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
T1.4. Demonstrasi Kontekstual Ade Indar Rahman-Yulia Nanik Amini-Feny Febrianti-Teguh Alfaidzin

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang disusun dengan memahami perbedaan kemampuan siswa dan mengidentifikasi cara yang paling efektif agar setiap siswa mencari potensi maksimalnya (Tomlinson, 2000). Dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi semua siswa untuk  memungkinkan mereka mencapai potensi belajar yang optimal. Adapun Teori-teori pendukung dari pembelajaran Berdiferensiasi sebagai berikut:

• Teori Multiple Intelligences

Teori tentang Multiple Intelligences atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan ganda didefinisikan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macar dan dalam situasi yang nyata. Yang mana memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam.

• Teori Sistem Ekologi

Teori sister ekologi adalah teori yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang- orang yang memengaruhi perkembangan anak.

• Teori Zone of Proximal Development (ZPD)

Zone of Proximal Development (PD) adalah zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa

• Teori Learning Modalities

Perbedaan peserta didik dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari segi yang lain, yaitu learning modalities atau modalitas dalam belajar yang kerap salah dinterpretasikan sebagai gaya belajar. Learning modalities ini brasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan Kinestetik.

Ciri-ciri dan serta hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyiapkan pembelajaran berdiferensiasi

Ada beberapa karakteristik dasar yang menjadi ciri khas dari pembelajaran diferensiasi. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat pada ulasan berikut ini.

• Bersifat proaktif

Bersifat proaktif artinya sejak awal pembelajaran, guru secara aktif sudah mengantisipasi kelas yang akan diajarnya. Caranya adalah dengan merencanakan pembelajaran yang berbeda-beda untuk setiap siswanya.

• Menekankan kualitas daripada kuantitas

Kualitas dari tugas yang dikerjakan siswa menjadi fokus utama pada pembelajaran diferensiasi daripada kuantitas tugas yang diberikan. Jadi, bukan berarti  siswa yang sudah selesai mengerjakan tugasnya, akan diberikan lagi tugas tambahan yang sama, tapi siswa tersebut akan diberikan tugas lain yang berbeda agar dapat menambah keterampilannya.

•Berakar pada asesmen

Dalam pembelajaran diferensiasi, guru selalu melakukan berbagai asesmen untuk mengetahui kondisi dan tingkat pemahaman siswa pada setiap pembelajaran. Nantinya, hasil asesmen ini akan menjadi umpan balik untuk guru agar dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

• Menyediakan berbagai pendekatan

Ciri-ciri pembelajaran diferensiasi berikutnya adalah menyediakan berbagai pendekatan dalam konten, proses pembelajaran, produk yang dihasilkan, dan juga lingkungan belajar. Dalam pembelajaran diferensiasi, ada empat unsur yang dapat disesuaikan dengan tingkat kesiapan siswa dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar mereka, yaitu konten (apa yang dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa yang dihasilkan setelah mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya).

• Berorientasi pada peserta didik

Dalam hal ini, tugas yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkat pengetahuan awal mereka terhadap materi yang akan diajarkan sehingga guru perlu merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kebutuhan siswanya. Dengan kata lain, guru akan lebih banyak mengatur waktu, ruang, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa selama pembelajaran daripada hanya menjelaskan materi saja.

• Campuran dari pembelajaran individu dan klasikal

Pembelajaran diferensiasi merupakan campuran dari pembelajaran individu dan klasikal. Hal ini bisa dilihat dari penerapannya di dalam kelas di mana guru memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar bersama-sama secara klasikal, tapi bisa juga belajar secara individu.

• Bersifat hidup

Bersifat hidup artinya adanya kolaborasi terus-menerus antara guru dengan siswa, termasuk dalam hal menyusun tujuan kelas maupun individu. Guru mengawasi bagaimana pelajaran dapat cocok dengan siswa dan bagaimana penyesuaiannya.

Hal yang harus diperhatikan untuk pembelajaran yang berdiferensiasi

Strategi atau upaya diferensiasi adalah tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran diferensiasi dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang dapat mengakomodasi siswa sesuai dengan kebutuhan dan profil belajarnya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk  pembelajaran yang diferensiasi, yaitu:

1. Pembelajaran diferensiasi konten

Strategi diferensiasi konten mengacu pada strategi guru dalam membedakan proses pembagian dan format penyampaian konten. Dalam hal ini, konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum.

2. Pembelajaran diferensiasi proses

Diferensiasi proses adalah strategi dalam membedakan proses yang harus dijalani setiap siswa yang memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi konten.

3. Pembelajaran diferensiasi produk

Strategi ini mengacu pada kemampuan guru dalam memodifikasi produk hasil belajar siswa, hasil belajar, penerapan, dan pengembangan hal-hal yang telah dipelajarinya.

Cara Menerapkan Pembelajaran Diferensiasi di Kelas

Bapak/Ibu guru yang tertarik untuk menerapkan pembelajaran diferensiasi di kelas, dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini.

Mengenali karakteristik siswa, mulai dari sifat, minat, hingga gaya belajarnya. Mengenali karakteristik siswa ini dapat dilakukan dengan metode observasi selama kegiatan belajar berlangsung dan asesmen diagnosis melalui wawancara atau angket. Setelah mengetahui karakteristik siswa, guru dapat membagi mereka ke dalam beberapa kelompok berdasarkan minat atau gaya belajarnya. Langkah berikutnya adalah memilih topik pembelajaran dengan memperhatikan keberagaman siswa dalam hal motivasi, minat, dan harapan belajarnya. Berikan siswa pilihan terkait tugas yang akan dikerjakan, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan. Guru melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa  memahami materi pelajaran yang akan dipelajari sekaligus mengukur kesiapan siswa terhadap tujuan pembelajaran. Asesmen juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi dengan meminta siswa membuat suatu produk tertentu. Melakukan evaluasi dan refleksi dari penerapan pembelajaran diferensiasi di kelas.

Contoh-contoh yang relevan

Pak Teguh adalah seorang guru Bahasa Indonesia. Saat ini, pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan oleh beliau memasuki materi tentang Teks Prosedur dan ingin menerapkan pembelajaran diferensiasi pada materi ini. Maka, langkah pertama yang dilakukan oleh Pak Teguh adalah membagi peserta didik ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 6 peserta didik perkelompoknya. Pembagian kelompok ini dilakukan berdasarkan gaya belajar peserta didik.  Sebelum mulai menjelaskan materi, Pak Teguh melakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui persiapan peserta didik dalam belajar. Kemudian, Pak Teguh memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih media dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Namun, sebelumnya Pak Teguh sudah menentukan terlebih dahulu beberapa jenis dari media dan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk memudahkan pesertan didik dalam memilihnya.  Setelah mencapai kesepakatan mengenai media dan metode pembelajaran digunakan, Pak Teguh memberikan setiap kelompok untuk dikerjakan bersama. Selama pembelajaran berlangsung, Pak Teguh tetap melakukan penilaian dengan cara mengamati setiap peserta didik pada kelompoknya masing-masing. Nah, ternyata berdasarkan hasil pengamatan tersebut, Pak Teguh menemukan ada salah satu peserta didik yang kesulitan dalam memahami materi sehingga beliau meminta teman satu kelompoknya yang sudah memahami materi tersebut untuk mengajari peserta didik yang kesulitan.  Sementara untuk peserta didik yang sudah menguasai materi pelajaran, Pak Teguh meminta mereka untuk memberikan penjelasan bagaimana cara mereka menyelesaikan tugas yang diberikan. Di akhir pembelajaran, Pak Teguh melakukan penilaian dengan mengajukan beberapa pertanyaan singkat dan peserta didik boleh mengemukakan pendapat mereka.  Tak hanya itu saja, Pak Teguh juga meminta peserta didik untuk membuat sebuah contoh dari teks prosedur dengan menerapkan struktur dan ciri kebahasaan dari teks prosedur yang telah dipelajari tadi. Setelah pembelajaran berakhir, Pak Teguh melakukan evaluasi dan refleksi dari penerapan pembelajaran diferensiasi ini. Dari kegiatan evaluasi dan refleksi ini diperoleh hasil bahwa pembelajaran diferensiasi efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa serta memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan pada siswa sehingga beliau akan menerapkannya lagi pada pembelajaran berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun