Mohon tunggu...
Teguh puryanto
Teguh puryanto Mohon Tunggu... -

Jurnalis, penyuka sejarah

Selanjutnya

Tutup

Money

Sinergi Kunci Sukses Cegah Kriminal Perbankan

9 April 2018   11:14 Diperbarui: 9 April 2018   11:38 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penangkapan sejumlah warga negara asing asal Eropa Timur, yang diduga kuat menjadi otak kejahatan perbankan di Indonesia, oleh aparat kepolisian belum lama ini, seperti membuka mata sejumlah kalangan, terutama instansi hukum negeri ini. Indonesia sudah masuk  ke area operasi para perampok bermodalkan teknologi canggih internasional.

Kecanggihan para penjahat internasional tersebut dilakukan dengan mengambil data nasabah tanpa disadari si nasabah, yang dikenal dengan istilah skimming dan phising. 

Untuk skimming, metodenya dengan menggunakan sebuah alat scan yang dapat membaca kartu debit, saat nasabah bertransaksi di ATM. Sementara phising dilakukan dengan menanamkan virus malware ke sejumlah situs market online, bahkan virus tersebut bisa komputer nasabah, sehingga, tanpa disadari, dia sedang bertransaksi di situs si perampok.

Laporan Polda Metro Jaya menyatakan bahwa,  melalui kedua modus tersebut, sindikat WNA itu telah berhasil membobol 64 bank, 13 di Indonesia, sisanya lagi bank di sejumlah negara.

Industri perbankan nasional sebenarnya tidak tinggal diam.  Sama seperti negara lainnya, perbankan nasional juga telah meningkatkan sistem teknologi untuk melindungi data dan uang nasabah. Namun, kecanggihan teknologi tersebut hanya bersifat mengantisipasi dan tidak membuat pelaku jera. Mengingat bank bukanlah lembaga hukum, yang dapat menindak para pelaku tersebut.

Kondisi tersebut tentu membutuhkan kerjasama dengan instansi hukum terkait seperti Kepolisian dan Kejaksaan Agung, agar secara cepat dapat menangkap para pelaku kriminal perbankan tersebut. Sebab, semakin canggih sebuah sistem pengamanan, logikanya, akan makin canggih pula teknologi yang dipakai para perampok untuk membobolnya. Penangkapan sejumlah WNA pelaku skimming beberapa waktu lalu, adalah buah dari koordinasi yang cepat dan taktis antara perbankan dan kepolisian.

Kerjasama yang sistematis dan ciamik tersebut diharapkan juga dapat terus berlangsung, mengingat kejahatan perbankan tidak akan pernah hilang. Termasuk kejahatan konvesional seperti pengajuan kredit bernilai jumbo, dengan jaminan berupa aset bodong alias fiktif, maupun laporan keuangan yang di make up, dengan menggelembungkan nilai aset calon debitur. Tujuannya, agar nasabah bermental kriminal tersebut, mendapat kredit besar, jauh melebihi agunannya. Sebuah modus kuno yang tidak akan pernah pudar, meski teknologi pembobolan bank semakin canggih.

Proaktif Bersinergi

Perbankan dituntut proaktif dalam bersinergi dengan kepolisian dalam menangani kasus tersebut. Terlebih, di saat sekarang ini, menjelang pilkada dan pilpres, yang sudah menjadi rahasia umum, para kontestan membutuhkan modal besar dalam bersaing di pemilu. Perbankan adalah sektor yang paling rentan, menjadi sumber pendanaan hajatan besar tersebut. Hal ini yang berpotensi menjadi kredit macet dan mendorong peningkatan NPL perbankan.

Kerjasama dengan aparat penegak hukum dapat menjadi salah satu cara bagi para bankir untuk mengatasi maraknya tindak pidana kejahatan perbankan. Khususnya di sektor perbankan, Bank Mandiri bisa dikatakan sebagai pionir dalam menjalin kerjasama dengan aparat penegak hukum khususnya Kejagung RI. Kerjasama yang telah disepakati sejak 2017 lalu itu, Bank Mandiri dan Kejagung menyepakati lima nota kesepahaman untuk menghadapi risiko bisnis dari kejahatan perbankan dan debitur nakal.

Kerjasama tersebut meliputi antara lain; koordinasi penegakan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang, yang tindak pidananya berasal dari tindak pidana korupsi, Koordinasi penegakan hukum tindak pidana perbankan dan tindak pidana umum lainnya, penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara, Optimalisasi kegiatan pemulihan aset dan tak ketinggalan tentang pengembangan sumber daya manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun