Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar dari Ambarawa

23 Oktober 2020   06:13 Diperbarui: 23 Oktober 2020   06:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan entah berapa puluh lelaki

Seperti kumbang yang mendekat lalu menghilang tak kuasa menatap auramu

Akarnya kuat menancap ke tanah Ambarawa

Kendati daunnya menjalar hingga ke ibukota

Harumnya dapat tercium dari sudut manapun

Pernah sekali kau melewati pagar berduri

Tak kau hiraukan tubuhmu terluka

Tanggung jawab haruslah dibela

Aku yang berdiri di batas cakrawala kesadaran hanya ingin berpesan 

Jangan dekati dia dengan niat jahat

Nanti terluka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun