" Hidup di dunia itu ada batasnya," kata tamu itu.
Dulah hampir tersedak mendengar ucapan tamu itu.
"Iya betul," jawab Dulah sambil menahan batuk karena hampir tersedak.
"Karena ada batasnya, maka lakukan yang perlu dan penting -- penting saja. Yang tidak perlu dan tidak penting jangan dilakukan. Lakukan yang membawa manfaat minimal untuk keluarga. Jika tidak membawa manfaat, jangan dilakukan. Sayang waktu yang ada jadi terbuang percuma," kata tamu itu.
Anehnya baik Dulah maupun Rohim yang biasa berdebat tidak bisa membantah ucapan tamu misterius itu.
" Biar lebih mudah, lakukan dengan menggunakan skala prioritas. Mana yang lebih penting dan mendesak, itu lakukan lebih dahulu," lanjut tamu itu.
"Tapi untuk tahu mana yang lebih penting dan mendesak harus tahu. Mana hal yang penting dan mana hal yang tidak penting," masih kata tamu itu.
Dulah dan Rohim hanya mengangguk. Ingin membalas tapi mulut rasanya terkunci. Tidak bisa bicara. Â Â
"Mana yang lebih penting dan yang perlu didahulukan?" tanya Dulah.
 "Hormati orangtuamu, hormati ibu dan bapak mertuamu dan mulyakan gurumu. Jangan tinggalkan sholat dan mau bersedekah. Mau memberi makan orang miskin," kata tamu itu.
"Jagalah lisanmu. Kalau tidak ada hal baik yang ingin dikatakan, sebaiknya diam," lanjut tamu itu.Â