"Mas, mau minum apa?" tanya Rohim.
"Teh manis saja," jawab tamu itu singkat.
Rohim mendekat mencium bau parfum dengan wangi yang sangat khas. Â Â Tapi Rohim tidak bisa mengenali orang ini. Biasanya dengan bau parfumnya bisa ketahuan dia siapa. Apalagi untuk teman-teman dekat.
"Sebentar ya mas," jawab Rohim.
Rohim masuk lalu memberi kode kepada Dulah suaminya supaya masuk juga. Dulah lalu masuk mengikuti istrinya.
"Ada apa?" tanya Dulah sambil berbisik.
"Jangan keras-keras," jawab Rohim.
"Iya kenapa?" tanya Dulah lagi.
"Tamu kita ini siapa namanya Ya? Kok lupa. Tapi aku ingat, Â kita sangat dekat dengan tamu itu," kata Rohim.
"Iya benar," jawab Dulah. Â "Nanti akan aku ajak ngobrol pasti akan ketahuan dia itu teman apa. Teman SMA atau teman kuliah," tandas Dulah.
Rohim telah menyediakan sarapan pagi. Berupa teh manis dan bubur ayam buatan sendiri. Tak ketinggalan telur yang dibuat omlet. Selama sarapan, tamu itu terlihat tegas, dingin tapi juga perhatian. Â Walau tanpa dikatakan, Â seperti mengajak tuan rumah untuk berbuat yang baik-baik saja. Â Â