Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diplomasi Makan Siang KAA 1955 hingga Terbitnya Dasa Sila Bandung

1 November 2023   08:17 Diperbarui: 9 November 2023   22:11 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Food (makanan), Fashion (pakaian) dan Fun (kesenangan) adalah kebutuhan dasar bagi manusia di dunia.

Melalui diplomasi ini Amerika Serikat menyimpan harapan besar yaitu mampu menguasai dunia dan menciptakan ketergantungan masyarakat internasional kepada produk-produk budaya dan ekonomi ciptaan mereka.

Disamping munculnya pemikiran tersebut, dengan segala gaya diplomasinya, menyebutkan pula bahwa melalui KAA, Indonesia benar-benar mampu melepaskan diri dari ketergantungan terhadap "kaidah-kaidah" perundingan dan narasi-narasi besar pergaulan dunia.
 
KAA menjadi tidak biasa sebagai sebuah perhelatan besar bangsa-bangsa, terselenggara dengan baik, dan cara penyajiannya tidak menimbulkan penolakan signifikan dari negara-negara di dunia.

Catatan sejarah perundingan dan diplomasi KAA kemudian menyaebutkan bahwa dasar utama perundingan dalam penyelenggaraan KAA adalah musyawarah untuk mufakat.

Setiap delegasi merupakan peserta yang memiliki kesetaraan sehingga tidak ada satu pun negara menjadi sangat dominan dalam pertemuan tersebut.
 
Segala bentuk perundingan dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan matang serta tetap menegdepankan hak-hak pribadi antar bangsa terutama dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran tanpa mesti bertumpu pada suara mayoritas.

Begitu pula, pembicaraan-pembicaraan dilakukan, begitu mengedepankan rasa saling hormat menghormati tanpa melepas kebiasaan-kebiasaan cara bergaul dari masing-masing delegasi.

Suasana sangat cair dan penuh dengan keakraban.

Itulah sebagian kecil Madrawi, dengan sate dan soto Maduranya, menjadi salah satu bentuk keyakinan membangun kepercayaan diri bangsa.

Meski berada dalam keterbatasan, mereka masih mampu bergerak dan ikhlas.
Dengan segenap kemampuannya Madrawi membantu negara untuk memperoleh solusi atas masalah-masalahnya.

Bersama-sama dengan putra-putri terbaik bangsa lainnya, Madrawi mampu membuka mata dunia akan kemampuan besar Indonesia.

Masih banyak sebetulnya pendekatan lain Indonesia dalam menjamu para delegasi KAA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun