Jenis-jenis makanan khas Madura itu diantaranya adalah sate dan soto Madura.
Menu sate dan soto Madura merupakan sebagaian dari 99 kreasi menu yang biasa mereka jajakan di RM Madrawi.
Presiden Soekarno sangat menyukai sate dan soto Madura. Demikian pula halnya, pada saat KAA berlangsung, banyak delegasi dari Asia dan Afrika merasa ketagihan dengan sajian menu makan olahan tuan rumah KAA tersebut.
Sajian makanan khas RM Madrawi dapat diterima oleh khalayak delegasi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
Menu khas Madura ini dianggap baru dan mampu hadir setara dengan menu sajian dalam jamuan-jamuan internasional lainnya.
Meski secara konteks, sate dan soto Madura merupakan panganan khas tradisional, tetapi para delegasi KAA menyukai dan bahkan sangat menikmatinya.
Sadar atau tidak, dengan pendekatan penyajian pola dan pilihan makanan seperti ini, Indonesia tengah menerapkan pendekatan diplomasi baru, tentunya ala Indonesia.
Pola diplomasi ini dalam kajian-kajian diplomasi internasional kemudian disebut sebagai "antithesis" dari salah satu pendekatan diplomasi dunia internasional terutama yang dominan dilancarkan Amerika Serikat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, salah satu pendekatan diplomasi Amerika Serikat dikenal dengan sebutan "Tiga F" yang terdiri Food, Fashion dan Fun.
Tiga F, merupakan diplomasi rancangan Amerika Serikat sebagai jalan masuk atau penetrasi kepada negara-nagara lain.
Lebih tepatnya adalah strategi diplomasi Amerika Serikat melalui jalur kebudayaan dan juga perekonomian.