Dalam hadits-hadits lain diberitakan bahwa puasa dapat menyelamatkan pelakunya dari azab Allah SWT. Riwayat lain menyebutkan bahwa puasa dapat menjaga seseorang dari api neraka.
Sebuah riwayat disebutkan bahwa seseorang bertanya kepada baginda Nabi SAW, apakah yang menyebabkan puasa rusak? Beliau menjawab, "berdusta dan membicarakan orang lain,"
Jika dikaitkan dengan dua hadits-hadits lain, kedua hadits di atas, sebenarnya menekankan kepada kita agar sebaiknya kita menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan puasa menjadi sia-sia.Â
Kini, kita senang menghabiskan waktu dengan omong kosong. Sebagian ulama berpendapat bahwa berbohong dan membicarakan keburukan orang lain, adalah perkara yang membatalkan puasa sebagaimana makan dan minum.Â
Namun sebagian besar ulama berpendapat bahwa hal itu hanya menghilangkan keberkahan puasa tetapi tidak membatalkannya. Tidak seorang ulama pun yang menentang pendapat ini (hilangnya keberkahan puasa).
Puasa sebagaimana dimaksud tentunya tidak hanya puasa pada bulan Ramadan saja, tetapi faidah puasa sebagai perisai bagi umat Islam tersebut adalah terdapat dalam seluruh amal puasa baik puasa wajib ataupun puasa sunah yang diperintahkan dalam ajaran Islam.
Setelah Umat Muslim melewatkan waktu ibadah Bulan Ramadan, maka menjaga kesucian diri serta kualitas ibadah itu menjadi penting adanya dalam kehidupan sehari-hari pada bulan-bulan berikutnya.
Puasa sesuai dengan yang dicontohkan dalam ajaran umat Muslim selayaknya tetap dilaksanakan dan dipatuhi serta dengan sendirinya Umat Muslim akan memperoleh segala faidah dari puasa-puasa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H