Alam sudah memberi tanda-tanda untuk dibaca manusia agar kehidupan senantiasa teratur satu sama lain.
"Sebagai insan bumi, manusia dilarang "memerkosa" ibu pertiwi", demikian Rd. Dyna Ahmad menegaskan.
Alam tempat hidup mahluk memiliki laku hidupnya sendiri-sendiri.
Tugas manusia kemudian menyelaraskan potensi dirinya dengan keadaan alam tersebut.
Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal misalnya, ketika manusia menetap pada suatu bidang bumi rawan gempa, maka bangunan tempat tinggal mesti menyesuaikan dengan kontur tanah yang ada.
Type bangunan diupayakan adalah bangunan tahan gempa dengan bahan-bahan ramah lingkungan dan mudah diperoleh dari kawasan sekitar.
Rd. Dyna Ahmad, selaku sesepuh mewakili Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Jawa Barat, menyampaikan hal tersebut pada suatu pembahasan mengenai pentingnya kita memahami alam dan hidup selaras bersamanya, di Bandung belum lama ini.
Banyak lagi sisi keilmuan lain dari alam semesta ini bagi manusia, jamak untuk terus terpikirkan.
Alam sudah memberi tanda-tanda untuk dibaca manusia agar kehidupan senantiasa teratur satu sama lain.
"Sebagai insan bumi, manusia dilarang "memerkosa" ibu pertiwi", demikian Rd. Dyna Ahmad menegaskan.
Leluhur Adat Sunda telah mengamanatkan hal tersebut sejak jauh-jauh hari.
Sistem nilai demikian itu, berusaha untuk terus terwariskan melalui karya-karya luhur diantaranya berupa syair-syair atau kidung-kidung tentang alam.
Sangat banyak amanat leluhur sebagai sumber inspirasi bagi kita dalam menjaga alam kemudian terangkum melalui mamaos.
Dalam Budaya Sunda, seni kerap menjadi jalan bagaimana nilai-nilai luhur dipertahankan.
Mamaos merupakan salah satu jalan pengabadian nilai Budaya Sunda melalui seni.
Mamaos dalam Bahasa Sunda memiliki pengertian yaitu seni vokal Sunda dengan alat musik kecapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab.
Istilah lain, mamaos berarti menyanyikan tembang dengan bahasa halus.
Karya-karya seni berupa syair atau kidung, memuat sejumlah hasil olah rasa dan kontemplasi berlatar belakang kehidupan alam sekitar baik secara mikrocosmos ataupun makrokosmos.
Kekayaan alam yang maha luas dijagat raya, terangkum dalam mamaos sehingga melahirkan panduan-panduan bagi kehidupan, ungkapan rasa hingga amanat-amanat semesta dalam membimbing kehidupan manusia.
Jika dikupas lebih jauh, syair atau kidung mamaos, menyimpan tanda-tanda keluasan ilmu pengetahuan semesta.
Kita bisa menggalinya sejauh kita mampu dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak sedikit pula jika mamaos menginspirasi timbulnya suatu bentuk hubungan transendental antara manusia dengan Sang Pencipta.
Dalam beberapa sistem religi lokal tertentu, mamaos ibarat jelmaan kata-kata suci pengiring doa atau permohonan mahluk kepada Penguasa Alam.
Hal itu berkembang dalam lingkungan masyarakat tertentu para penganut aliran kepercayaan atau agama-agama budaya di sekitar tatar Sunda.
Kekayaan budaya semacam mamaos kini semakin langka digeluti masyarakat.
Tantangan zaman dan juga berkembangnya sistem-sistem nilai modern terkadang menjadi paradok bagi perkembangan pemahaman masyarakat Sunda kepada keluhuran nilai budayanya sendiri.
Suatu upaya mempertahankan tradisi ini seyogianya harus terus berlangsung.
Para pengambil kebijakan di tanah air serta masyarakat budaya secara khusus setidaknya mampu mempertahankan pewarisan budaya ini untuk masa sekarang dan waktu yang akan datang.
Generasi bangsa sudah sepatutnya terus memiliki pemahaman mendasar tentang budayanya agar kehidupan bangsa ini secara terus menerus dapat terpelihara sepanjang masa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI