Kita bisa menggalinya sejauh kita mampu dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak sedikit pula jika mamaos menginspirasi timbulnya suatu bentuk hubungan transendental antara manusia dengan Sang Pencipta.
Dalam beberapa sistem religi lokal tertentu, mamaos ibarat jelmaan kata-kata suci pengiring doa atau permohonan mahluk kepada Penguasa Alam.
Hal itu berkembang dalam lingkungan masyarakat tertentu para penganut aliran kepercayaan atau agama-agama budaya di sekitar tatar Sunda.
Kekayaan budaya semacam mamaos kini semakin langka digeluti masyarakat.
Tantangan zaman dan juga berkembangnya sistem-sistem nilai modern terkadang menjadi paradok bagi perkembangan pemahaman masyarakat Sunda kepada keluhuran nilai budayanya sendiri.
Suatu upaya mempertahankan tradisi ini seyogianya harus terus berlangsung.
Para pengambil kebijakan di tanah air serta masyarakat budaya secara khusus setidaknya mampu mempertahankan pewarisan budaya ini untuk masa sekarang dan waktu yang akan datang.
Generasi bangsa sudah sepatutnya terus memiliki pemahaman mendasar tentang budayanya agar kehidupan bangsa ini secara terus menerus dapat terpelihara sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H