Majelis TaklimÂ
Mengembangkan usaha kreasi tahu berbasis literasi dan edukasi apalagi kemudian dikemas dalam bentuk lokasi wisata kuliner, sudah barang tentu terlibat banyak orang.Â
Darimana asal orang-orang berkumpul mengisi tenda-tenda dan berjualan di rest area edukatif itu?Â
Untuk mempersiapkan hal itu, Mang Yayat sudah lama berproses.Â
Melalui majelis taklim yang dikembangkan di sekitar kampungnya, Mang Yayat membangun kesadaran lingkungan mengenai pentingnya mengasah wawasan dengan berliterasi, meningkatkan kemampuan ekonomi dan pentingnya berbagi kepada sesama.Â
Rest Area Edukatif yang ia kembangkan merangkum gagasan-gagasan besar para anggota majelis taklim.Â
Mereka yang sudah melewati masa edukasi terutama selama mengikuti kegiatan TBM dan majelis taklim, sekarang menjadi bagian pengembangan bisnis.Â
Modal usaha yang dikembangkan di lokasi wisata kuliner berasal dari modal pribadi anggota ditambah modal kemitraan edukasi.Â
Secara keseluruhan modal tertampung tanpa melibatkan pendanaan bersifat hutang dari pihak manapun.Â
Setiap aggota majelis taklim, secara bersama-sama sepakat untuk membangun pengembangan modal bagi anggota lain yang juga ingin berusaha dengan cara menyisihkan sebagian keuntungan bisnisnya.Â
Dengan perguliran modal semacam itu, usaha anggota majelis taklim menjadi terus bertambah.Â