Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rest Area Edukatif Pasirhuni

8 Januari 2023   11:56 Diperbarui: 8 Januari 2023   12:09 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga melintas di lokasi Rest Area Edukatif Pasirhuni Cimaung Kabupaten Bandung. Photo: M.Al Kindi Adham

Bermalam mingguan di akhir masa-masa liburan sekolah, saya menyempatkan diri berkunjung ke Desa Pasirhuni Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Sabtu 7 Januari 2023. 

Suatu kawasan pegunungan di Bandung Selatan, cocok untuk lokasi wisata dan berkemah. 

Ya, karena disana terdapat Gunung Puntang, suatu lokasi alam terbuka dengan ketinggian mencapai 2223 Mdpl. 

Dipastikan udaranya dingin dan sejuk. Di gunung itu pula, dahulu pernah dibangun sebuah fasilitas komunikasi milik Belanda berupa studio radio. 

Sejak lama, memang banyak pesona ditawarkan Gunung Puntang untuk mengisi kegiatan wisata di Bandung sehingga memberikan daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. 

Suatu alasan menariknya Gunung Puntang, rupanya menginspirasi orang-orang baik yang berada sekitar jalan yang dilalui saat menuju area wisata hingga di titik lokasi wisata itu sendiri, untuk berkreasi sesuatu yang unik. 

Saya menemui seorang pegiat literasi bernama Rudiat atau akrab disapa Mang Yayat, disela-sela kegiatan rutinnya memberdayakan masyarakat lokal. 

Berbekal pengalaman dan prestasi dalam bidang edukasi pendidikan non formal seperti taman bacaan masyarakat (TBM) tingkat nasional, saya melihat Mang Yayat kini sibuk dengan hal baru. 

Sebuah lahan kosong ia sulap menjadi lokasi pengembangan "Rest Area Edukatif". 

Tepatnya berada di salah satu titik sepanjang ruas jalan menuju lokasi perkemahan Gunung Puntang yaitu Desa Pasirhuni. 

Rest area sebagai tempat beristirahat sejenak untuk melepaskan kelelahan, ataupun kejenuhan, toilet selama dalam perjalanan jarak jauh.

Sepintas, awal melihat lokasi rest area itu nampak hanya deretan tenda-tenda tempat orang berjualan berbagai produk makanan. 

Tetapi saat saya mendekat dan berbincang dengan pengelola, ternyata ada hal unik ditawarkan di rest area tersebut. 

Dari baligo yang terpampang di sekitar rest area, terdapat tulisan besar "Wisata Kuliner Tahu Sehati". 

Tahu Sehati itu termasuk salah satu produk makanan yang diproduksi secara tradisional oleh warga di sentra produksi tahu Desa Pasirhuni. 

Tahu yang semula hanya berupa lauk pauk pelengkap makan, di rest area tersebut kini olahan tahu dikreasi sedemikian rupa hingga menghasilkan produk-produk kudapan unik. 

Saya mencicipi puding tahu, susu kedelai baso tahu dan kripik tahu pedas yang tersaji dibeberapa tenda penjualan. 

Tahu menjadi berasa lebih nikmat dan tentunya bergizi. 

Diluar nama-nama produk olahan tahu itu, masih banyak lagi kreasi lain dilokasi kuliner. 

Jika saja ada pengunjung penasaran dengan proses olahan tahu Sehati seperti apa, Mang Yayat suka langsung membawa meraka menuju pabrik tahu tepat berada di lokasi kuliner. 

Kemudian apakah pengunjung akan ikut mencoba atau hanya melihat-lihat saja proses olahan membuat tahu, tinggal pilih saja. Dalam hal ini, Mang Yayat memberi kesempatan edukasi sama kepada pengunjung mengenai produk makanan konsumsi sehari-hari. 

Majelis Taklim 

Mengembangkan usaha kreasi tahu berbasis literasi dan edukasi apalagi kemudian dikemas dalam bentuk lokasi wisata kuliner, sudah barang tentu terlibat banyak orang. 

Darimana asal orang-orang berkumpul mengisi tenda-tenda dan berjualan di rest area edukatif itu? 

Untuk mempersiapkan hal itu, Mang Yayat sudah lama berproses. 

Melalui majelis taklim yang dikembangkan di sekitar kampungnya, Mang Yayat membangun kesadaran lingkungan mengenai pentingnya mengasah wawasan dengan berliterasi, meningkatkan kemampuan ekonomi dan pentingnya berbagi kepada sesama. 

Rest Area Edukatif yang ia kembangkan merangkum gagasan-gagasan besar para anggota majelis taklim. 

Mereka yang sudah melewati masa edukasi terutama selama mengikuti kegiatan TBM dan majelis taklim, sekarang menjadi bagian pengembangan bisnis. 

Modal usaha yang dikembangkan di lokasi wisata kuliner berasal dari modal pribadi anggota ditambah modal kemitraan edukasi. 

Secara keseluruhan modal tertampung tanpa melibatkan pendanaan bersifat hutang dari pihak manapun. 

Setiap aggota majelis taklim, secara bersama-sama sepakat untuk membangun pengembangan modal bagi anggota lain yang juga ingin berusaha dengan cara menyisihkan sebagian keuntungan bisnisnya. 

Dengan perguliran modal semacam itu, usaha anggota majelis taklim menjadi terus bertambah. 

Kebutuhan rutin lokasi rest area seperti dana sewa lahan, kebersihan, pengelolaan parkir, event seni hiburan akhir pekan dan lain-lain, ditanggung dari uang keuntungan yang disisihkan anggota itu. 

Iuran anggota dikondisikan pula menjadi uang kas kelompok dan sewaktu-waktu dipergunakan untuk keperluan lain bagi penunjang kelangsungan usaha. 

Pendidikan Aplikatif 

Kesadaran untuk turut serta mencerdasakan kehidupan bangsa, telah memupuk niat orang-orang mengembangkan pendidikan di lingkungannya masing-masing. 

Selain dapat memfasilitasi warga dengan metode pendidikan formal, mencerdaskan kehiduapn warga dapat pula ditempuh melalui praktek pendidikan non formal atau informal. 

Pendidikan non formal atau informal bagi masyarakat, dapat diwujudkan dalam lingkup pendidikan aplikatif. 

Memahami hal ini, pendidikan atau pembelajaran aplikatif memiliki pengertian sebagai suatu kegiatan belajar yang menuntut peserta atau warga belajar melakukan praktik langsung dalam memahami materi. 

Istilah lain, pendidikan aplikatif akrab dengan sebutan "learning by doing", atau belajar mempraktikan langsung. 

Adapun aspek-aspek yang diperhatikan dalam praktek pendidikan aplikatif yaitu menyangkut penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku. 

Takdir Ilahi (2012:25) memberikan penguatan terhadap aspek-aspek pendidkan tersebut, bahwa pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. 

Model pendekatan pendidikan aplikatif sangat menunjang terhadap perkembangan dunia pendidikan di era digital atau teknologi informasi. 

Teknologi menjadi unsur penting memperkuat dunia pendidikan. 

Dalam laman pusdatin.kemdikbud.go.id mencatat bahwa teknologi bagi dunia pendidikan sebagai studi dan praktik etis dalam upaya memfasilitasi belajar serta meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. 

Big data dalam dunia digital menjadi surga bagi kaum pembelajar. 

Wawasan berliterasi dapat menjadi kemampuan memyaring lalulintas informasi dan menyesuaiknnya dengan kebutuhan kaum pembelajar tersebut. 

Banyak ragam praktek eksplorasi dunia teknologi dan pendidikan sehingga dunia dimensi tersebut mampu memperkuat hadirnya minat warga untuk menerapkan pendidikan aplikatif. 

Inovasi dengan sendirinya menjadi sangat memungkinkan tercipta seperti halnya Rest Area Edukatif di Desa Pasirhuni tersebut. 

Pendidikan aplikatif non formal atau informal saat ini mampu menjadi suatu peluang bagi warga untuk mengembangkan ide, gagasan dan minat berbagai usahanya dalam kerangka pembelajaran sepanjang hayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun