Memesan beberapa jenis surabi yang dijajakan disana. Mulai dari surabi polos, surabi oncom dan surabi telor atau campur-campur toping sesuai selera.
Pesan beberapa dengan tiga varian rasa sekaligus untuk disantap bersama-sama anak dan istri yang juga turut saya jalan-jalan hari minggu.
Hawa Bandung yang cukup dingin pagi itu, orang-orang memilih  berkumpul disekitar tungku.
Saya ambil posisi mendekat tungku hangat perapian sambil menunggu giliran dapat surabi matang.
Kehangatan tungku menambah saya betah jajan disana.
Kumpulan orang menyantap surabi, menurut pedagangnya, mereka  sudah ada dari sejak pukul tiga pagi bersamaan meja jualan surabi mulai digelar.
Yang jajan di pagi buta adalah mereka yang punya aktivitas berjualan di pasar induk.
Bergeser ke waktu agak siang, baru pengunjung yang jajan sehabis berolah raga atau jalan jalan pagi.
Pedagang surabi mangkal sampai dengan adonan habis. Rata-rata pukul 09.00, jongko sudah tutup.
Menikmati surabi lebih enak selagi hangat dan disantap di tempat.
Meski ada juga sebagian yang membawa pulang untuk disantap di tempat lain.