Layanan lain lebih lengkap soal KB, masyarakat dapat memperolehnya di puskesmas. Hal ini dilakukan karena layanan KB dalam bentuk lain memerlukan penanganan khusus oleh ahli dan tenaga medis serta minimnya ketersediaan alat pemasangan kontrasepsi di Posyandu seperti untuk pemasangan IUD dan implan.
4. Pemantauan Status Gizi
Ada istilah berkaitan kerawanan gizi anak. Istilah tersebut yaitu stunting. Angka risiko stunting di Indonesia saat ini masuk pada tahap memprihatinkan.
Mencegah merebaknya kasus stunting, Posyandu turut serta memberikan layanan gizi dengan beberapa aktivitas, diantaranya, pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen.
Disinilah fungsi awal pencegahan itu. Kader Posyandu akan mampu memantau apabila ada ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) atau balita yang pertumbuhannya tidak sesuai usia, maka pasien atau warga yang mengalami kelainan dapat langsung dirujuk ke puskesmas.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Penyakit diare kadang tidak mengenal waktu. Kapan pun orang akan mudah terjangkiti penyakit ini.
Diare muncul karena pengaruh dari prilaku penataan lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, Posyandu mendorong upaya pencegahan melalui sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Apabila sudah ada yang terlanjur menderita diare, penanganan awal kepada penderita yaitu dengan memberikan cairan oralit. Selebihnya, kader Posyandu akan meneruskan informasi gangguan kepada pihak medis atau memberikan suplemen zinc apabila penanggulangan awal diare gagal dilakukan kepada pasien di Posyandu.
6. Imunisasi
Kegiatan penting Posyandu bagi masyarakat berikutnya meliputi kegiatan pemberian imunisasi. Anak dalam rentang usia dibawah satu tahun, memiliki kewajiban diberikan imunisasi sesuai dengan peraturan Pemerintah.