Saat berada di Kota Bandung, sempatkan pandangan kita kepada suatu jembatan layang di kawasan Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Ada bangunan jembatan kokoh tampak berdiri megah.
Apabila malam tiba, hiasan lampu jalan pada jembatan menambah semarak suasana kota hingga pagi hari. Ketinggian jalan layang, cukup mengantarkan kita kearah pemandangan kota Bandung bagian Utara, Selatan dan sekelilingnya. Â
Nama jalan layang itu saat diresmikan pada tahun 2005, bernama Jalan Layang Pasupati. Ya, nama jalan diambil dari singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Membentang sepanjang 2,8 KM dengan lebar 14 meter.
Namun, salah satu ikon kota Bandung itu, kini sudah berganti nama. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengganti nama Jalan Layang Pasupati menjadi Jalan Prof. Mochtar Kusumaatmadja tepat sejak 1 Maret 2022.
Perubahan nama jalan merujuk kepada Keputusan Menteri PUPR Nomor 29 tahun 2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung tahun 1994 tentang Peraturan Daerah Kotamadya Bandung tentang Pemberian Nama Jalan, Tanaman dan Tempat Rekreasi.
Memilih nama Prof. Mochtar Kusumaatmadja menjadi nama jalan nasional gerbang masuk Ibukota Jawa Barat dari arah Barat, berkait erat dengan kiprah dan jasa besar sang tokoh selama masa hidup dan menempuh karir di dunia pemerintah dan kemasyarakatan.
Sosok panutan karena sudah melambungkan nama Indonesia pada kancah dunia internasional melalui kepiawainnya berdiplomasi dan gagasan-gasan besar kewilayahan internasional.
Sebelum penetapan menjadi nama jalan layang, putra kelahiran 17 Pebruari 1929 ini pun, menjadi salah satu nama untuk sebuah gelar kehormatan setara internasional yang bernama Anugerah Mochtar Kusumaatmadja.
Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan gelar kehormatan dengan nama Anugerah Mochtar Kusumaatmadja kepada seseorang yang berjasa dibidang hukum internasional yaitu Prof. Tommy Koh. Anugerah diberikan kepada akademisi dan diplomat asal Singapura itu pada 14 Oktober 2017 silam.
Singapura, melalui Prof. Tommy Koh., dalam hal ini, menyampaikan bahwa, disamping sebagai negara serumpun dengan Indonesia, dirinya menyaksikan secara seksama bagaimana kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja di dalam dunia internasional.