Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan dan Stigma Sosok "Mengerikan" Masa Pandemi

26 Oktober 2022   09:58 Diperbarui: 27 Oktober 2022   05:03 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjuangan dokter. Photo: channel9.id


"Pulih Pandemi, Dokter Tak "Mengerikan" Lagi"

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah aktivitas masyarakat lumpuh total.

Kita ingat, bagaimana sekolah-sekolah libur aktivitas tatap mukanya, pagar kantor-kantor terkunci, jalanan sepi dan hanya didominasi ambulance dengan suara sirinenya yang meraung-raung hilir mudik baik mengangkut pasien atau dalam keadaan kosong.

Karyawan di PHK, berkunjung ke rumah kerabat menjadi langka. Pada saat yang sama aktivitas peribadatan tutup dimana-mana. Orang naik haji saja harus batal disela-sela antrian jemaah yang semakin mengular.

Nampak sekali kondisi semacam jungkir balik, yang biasa mendekat menjadi jaga jarak, beribadah ke tempat-tempat peribadatan segan dan memilih diam di rumah.

Rasa curiga kepada orang lain dan tingkat khawatir yang tinggi takut terjangkit. Covid-19 seperti aib bagi para penderitanya.

Tanpa terkecuali saat diri merasa sakit. Pada hari-hari sebelum pandemi, segera pergi berobat ke dokter adalah hal yang biasa. Tetapi saat pandemi terjadi, dokter ibarat sosok yang menakutkan bahkan mengerikan saat harus mengunjunginya.

Alasan satu dan lain hal, terlebih calon pasien takut kena vonis positif Covid sepulang berobat.

Virus Corona merubah total cara pandang orang terhadap suatu kelumrahan.

Keadaan betul-betul panik setidaknya dalam kurun waktu 2020an hingga 2021 akhir.

Tenaga medis dan dokter berguguran ditengah tugas berat mereka meredakan pandemi.

Jam kerja ekstra, seakan tak ada waktu bagi diri dan keluarga. Sejumlah perawat dan ahli kesehatan lainnya harus tinggal berbulan-bulan di tempat tugasnya.

Jarang sekali berkumpul dirumah bersama anggota keluarga dan orang-orang tersayang.

Perjuangan dokter dan tenaga medis yang begitu berat. Tantangan profesionalisme dipertaruhkan dengan nyawa.

Jiwa-jiwa masyarakat adalah hal yang utama diatas segala-galanya.

Apa kata yang tepat kita berikan kepada langkah-langkah perjuangan manusia mulia semacam itu?

Kita sangat apresiasi sekaligus salut, insan-insan tulus berkorban demi nusa bangsa yang sedang terserang wabah.

Di hari dokter nasional ini, kita melakukan refleksi. Dokter senantiasa berada di garda terdepan atasi kemelut dunia karena wabah yang melanda.

Lantunan do'a kepada mereka yang telah gugur, sebagian dari  usaha kita membalas jasa besar para tenaga medis itu.

Wabah dunia yang belum juga tuntas sepenuhnya masih memerlukan perhatian kita.

Bersama para dokter perbaikan kita jalankan. Jangan sampai kejadian mengenaskan menimpa kehidupan kita bersama lagi.

Pahlawan Garda Terdepan

Wabah ibarat peperangan. Peristiwa-peristiwa sejarah mencatat dokter sebagai insan tangguh di medan laga.

Masa-masa revolusi hingga kehidupan pasca reformasi di Indonesia ini sudah cukup melatih dokter maupun tenaga medis lainnya menjadi insan tangguh kemanusiaan.

Polemik dan problematika politik yang berujung peperangan bukan masalah bagi dokter.

Kerja untuk mengentaskan penderitaan korban di medan perang, menerjang desing peluru atau martir-martir yang senantiasa membumi hanguskan, bukan halangan bagi dokter berjuang.

Berada di garda terdepan sudah menjadi pilihan sehingga ketulusan mereka berjuang dapat setara pengorbanan para pahlawan.

Hanya saja, peringatan terhadap nilai-nilai juang kepahlawanan para dokter, tidak diperingati pada tanggal 10 November seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa hari itu sebagai Hari Pahlawan.

Dokter memiliki hari khususnya tersendiri tanpa menggugurkan arti kepahlawanan yang mereka sanding.

Adalah tanggal 24 Oktober, hari ini dinamai Hari Dokter Nasional. Peringatan tahun ini adalah peringatan Hari Dokter Nasional yang ke-72 tahun.

Bagaimana apresiasi yang telah diberikan masyarakat dan juga pemerintah kepada dokter dan tenaga medis di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah mengucapkan selamat Hari Dokter Nasional.

Dalam kesempatan menyampaikan selamat Hari Dokter Nasional, Presiden berterima kasih kepada para dokter dan segenap tenaga kesehatan untuk pengabdian tanpa pamrih, juga keteguhan untuk berada di garis depan menghadapi pandemi.

Keluhuran pengabdian dokter pun kemudian disematkan dalam tema khusus peringatan Hari Dokter Nasional 2022, dengan kalimat "Berbakti untuk Negeri Mengabdi untuk Rakyat".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun