Belajar di PKBM saat ini sudah beda. Paradigma salah satu unit pendidikan non formal ini sudah maju dan relevan dengan tingkat perkembangan dan keebutuhan masyarakat.
Pemerintah sendiri sudah memberikan kebebasan pilihan  lingkungan belajar bagi generasi penerus bangsa, apa akan "menitipkannya" kepada pelaksanaan pendidikan formal atau non formal.
Keberadaan pendidikan formal dan non formal bukan lagi sebagai dikotomi tempat pembelajaran akibat suatau proses yang belum tepat atau  akibat kondisi tertentu masyarakat Indonesia.
Begitu pula, Gerakan Pramuka memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada masyarakat.
Semua jenjang usia masyarakat bisa menjadi anggota Gerakan Pramuka.
Laman https://nasional.tempo.co/amp/1494065/mengenal-4-tingkatan-gerakan-pramuka-berdasarkan-kelompok-umur melansir dari laman scout.org bahwa ada empat kelompok dalam tingkatan Gerakan Pramuka. Keempat tingkatan yang dibedakan berdasarkan umur tersebut yaitu Pramuka Siaga untuk kelompok usia 7 sampai 10 tahun, Pramuka Penggalang untuk kelompok usia 11 sampai 15 tahun, Pramuka Penegak untuk kelompok usia 16 sampai 20, dan Pramuka Pandega untuk kelompok usia 21 sampai 25.
Menurut Pelatih Pramuka dari Gerakan Pramuka Tingkat Kota Bandung, Nuki, mengatakan, bagi masyarakat yang berada diluar rentang usia tersebut, Gerakan Pramuka memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bergabung dengan menjadi kelompok khusus Gerakan Pramuka diantaranya adalah Pramuka Pembina, Pramuka Andalan untuk anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Demikianlah bagaimana Gerakan Pramuka memberikan kesempatan belajar  seluas-luasnya kepada masyarakat.
Gerakan Pramuka, selain sebagai sebuah bentuk organisasi, sesungguhnya kelompok ini mampu menghadirkan dirinya menjadi ruang belajar secara non formal bagi seluruh lapisan usia.
Paramuka dengan berbagai kelompok tingkatannya dan PKBM dengan berbagai jenis pendidikan kesetaraan, pendidikan usia dini, taman bacaan masyarakat hingga kursus-kursus singkat peningkatn soft skill masyarakat, dapat bertemu dalam suatu pemahaman yaitu sebagai bagian dari proses pendidikan serta komitmen menyelenggarakan pendidikan sepanjang hayat.
Hal persamaan diatas tentunya tanpa mengenyampingkan keistimewaan dan kekhususan yang dimiliki masing-masing bentuk unit pendidikan atau organisasi keduanya.