Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negeri Cantik Sejak Lama

12 September 2022   08:08 Diperbarui: 12 September 2022   08:19 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak ribuan tahun silam, kecantikan dan ketampanan selalu menjadi incaran orang untuk dimiliki.

Berbagai peragaan cara dikreasi bagaimana seharusnya bersolek agar harapan tampan dan tampil cantik itu mutlak menjadi milik kita. Digagas berkali-kali sejalan dengan tuntutan trend serta perubahan jamannya.

Nusantara sangat kaya dengan gaya berias para penduduknya, terlebih keragaman budaya dan adat serta kondisi geografis begitu kuat memengaruhi tampilan fisik dan mental penghuni bumi khatulistiwa ini. Otomatis, cara menata kecantikan menjadi berbeda satu sama lain.

Disamping cara berias, bersamaan dengan itu pun tercipta pula berbagai bahan dan alat pendukung untuk perawatan badan, kulit, rambut, kuku, muka atau wajah hingga bagian tubuh lainnya yang bisa mewakili hadirnya citra "molek" atau "seksi".

Legenda raja atau ratu pada jaman pemerintahan model lama, selalu beriringan dengan predikat cantik atau tampan para pemegang tampuk kekuasaannya.

Keunggulan cara dan tradisi berdandan pun terus terwariskan kepada generasi setelahnya selama berabad-abad.

Kita kagum dengan kecantikan Nusantara ini. Semua itu tergambar dalam keelokan busananya, cantik luar dalam, harmoni pilihan sumber-sumber bahan riasan dan patut dibanggakan bahwa daya cipta "tata salira" (penataan diri) nusantara menjadi khas warna dunia.

Kecantikan ala Nusantara dari masa ke masa berstandar khusus. Tentunya, semua dapat berubah akibat datangnya pengaruh dan bertambahnya pengetahuan masyarakat.

Dalam tradisi Jawa misalnya, bagaimana cantik itu tergambarkan? Titib (1998) dalam ketiknews.id/kecantikan/amp/pr-3012054373/Asal-Muasal-Standardisasi-Kecantikan-Wanita-di-Indonesia menyebutkan bahwa cantik pada masa itu digambarkan melalui tokoh Sinta, istri Rama. 

Sinta digambarkan sebagai perempuan muda yang sungguh cantik dan berperilaku baik. Ia bercahaya laksana rembulan. Rembulan digambarkan sebagai kecantikan kulit perempuan yang bercahaya.

Gambaran lain standar cantik menurut catatan sejarah Ratu Galuh, Diah Pitaloka.

Kecantikan yang mempesona, termasyur ke berbagai  tempat dan membuat raja-raja jatuh cinta kepadanya.

Raja Majapahit, Hayam Wuruk, tertuliskan begitu terpikat dengan Diah Pitaloka. Penawar semua kecintaannya, ia sempat membuat telaga diberi nama Citrawulan.

Citrawulan itu adalah nama lain Diah Pitaloka, penguasa nusantara yang leluhurnya banyak melahirkan raja-raja Nusantara.

Sarerang Kawung

Dibalik kecantikannya, ada rahasia kekayaan yang dimiliki Nusantara.

Bahan-bahan alami yang terhampar luas tumbuh subur dimana-mana.

Tradisi masyarakat Sunda, menyimpan rahasia kecantikan sejak lama dan mengandalkan bahan alami riasan badan, perawatan kulit dan pembersih wajah kepada kosmetik bernama Sarerang Kawung.

Kawung istilah dari Sunda, dikenal lain dengan nama pohon aren. Flora penghasil kolang-kaling dan nira.

Tanaman aren (Arenga Pinnata Merr.) termasuk jenis pohon suku Areceae yang dapat tumbuh secara subur di hutan tropik.

Iswanto (2009) sebagaimana dikutip himatemiauntirta.com/2020/09/sarerang-kawung-arenga-pinnata-merr.html?m=1 menyebutkan bahwa Aren mudah ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia.

Dalam pembuatan sarerang kawung, bahan utama yang diambil sebagai bahan pembersih wajah dan penangkal jerawat ini bersumber dari pelepah aren.

Bedak alami ini dipilih dari sisa pembakaran pelepah aren, terutama perapian saat memasak nira menjadi gula aren.

Kandungan alami sarerang kawung mampu memberikan efek manjur bagi kulit sehingga terlihat lebih kinclong.

Bahan aman bagi perawatan kulit terutama wajah karena mengandung zat antioksidan penghambat munculnya berbagai problem kulit wajah.

Penggunaan dalam waktu lama sarerang kawung tidak akan menimbulkan efek samping.

Hal inilah yang menjadi rekomendasi utama bahwa sarerang kawung seabgai kosmetik berkualitas. Kosmetik yang berkualitas itu tidak boleh mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja pada lapisan epidemis kulit, bahan kosmetik yang akan diolah pun harus memenuhi standar dan persyaratan mutu serta memperoleh izin edar dari BPOM, tulis himatemiauntirta.com.

Salah satu dari sekian kekayaan tradisi Nusantara yang mampu bertahan hingga jaman modern ini, sarerang kawung mewakili sekian banyak kekayaan kosmetik Indonesia yang masih kita miliki.

Kecantikan persis menjelma menjadi aset diri yang sangat berharga. Inspirasinya nyaris tak ada henti menyusul produk-produk unggul yang tercipta menyertainya.

Wah, semakin cinta saja rasanya kepada Indonesia. Begitu kaya dan menawan hati negeri kita ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun