Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bandung, Danau Purba Tempo Dulu

2 September 2022   21:15 Diperbarui: 2 September 2022   21:17 2220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukup menantang tinggal di Kota Bandung itu. Seorang Ahli Geografi ternama dalam suatu diskusi di area Kemah Literasi Forum Taman Bacaan Masyarakat Jawa Barat di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kabupaten Sumedang, T. Bachtiar, mengatakan bahwa Bandung hari ini masih erat kaitannya dengan kehidupan masa lalunya yaitu danau purba.

Perairan yang luas pada masanya, kemudian surut karena beberapa dinding danau jebol oleh suatu peristiwa alam semacam gempa bumi.

Saat surut, Danau Bandung Purba menyisakan daratan yang luas. Daratan dengan komposisi material yang beragam serta sisa endapan danau, menjadikan tanah Bandung menjadi labil.

Kondisi inilah yang membuat Bandung termasuk daerah yang  rawan bencana.

Sangat disarankan bagi orang Bandung agar lebih berhati-hati saat menempati suatu bagian tertentu di  daratan Bandung ini terutama tempat yang dinilai rawan.

Pelataran Bandung yang rata hari ini, juga termasuk endapan bekas letusan Gunung Sunda pada jutaan tahun lalu.

Endapan itu masih bertahan hingga saat ini dan jika saja gempa bumi terjadi, endapan material, terutama air tanah, akan terpacu keluar sehingga tanah bisa jadi amblas.

Bandung juga yang dulu tergenang sejumlah air dibagian permukaannya. Hal itu  terabadikan dengan sejumlah nama tempat yang menggambarkan keadaan air, seperti situ, ranca, seke, dano, teluk, lengkong, bojong, beber, bantar, nambo, dan lain-lain.

Nama-nama tempat  dari kata situ misalnya, Babakansitu, Cisitu, Situsaeur, Situbolang, dan lain-lain.

Lalu misalnya yang memakai nama bojong, misalnya ada Bobojong, Bojongasem, Bojongasih, Bojongawi, Bojong Soang dan lain-lain.

Penamaan tempat itu pula muncul karena dinamika alam dan masyarakatnya, misalnya, ketika membangun permukiman
masih ada rawa, maka tempat itu
dinamai Cisitu. Karena masih
banyak genangan air, berjalan
kadang harus meloncat-loncat,
dinamailah Ciluncat. Orang yang bermukim semakin banyak, maka rawa itu diurug, dinamilah Situsaeur.
Tanah urugan kalau kena air, pastilah licin, maka kawasan itu dinami Sukaleueur.

Masih banyak hal lain yang telah tercipta dari proses-proses penamaan tempat ini, sehingga Bandung semakin kaya istilah dan unik.

Kearifan Lokal

Alam Bandung telah membentuk watak warganya menjadi kelompok warga yang khas dan unggul.

Sebutan lain, Bandung tumbuh dengan kearifan lokal tersendiri.

Legenda dan mythos daerah turut serta memengaruhi perkembangan pemikiran orang Bandung.

Ada yang terkenal legenda dari Bandung itu seperti Legenda Sangkuriang.

Sangkuriang erat kaitannya dengan nama gunung di kawasan Bandung yaitu Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung berapi ini merupakan sebuah kaldera dari proses letusan gunung-gunung api terdahulu.

Perpaduan antara legenda dengan peristiwa alam, merekam secara tegas kekhasan Bandung.

Prilaku, adat, ciri bahkan konsep religi di Bandung berkembang dari adanya realitas Gunung Tangkuban Perahu dengan Sangkuriangnya ini.

Begitulah Bandung dengan fenomena alamnya. Sisi lain yang utama dan tidak kalah pentingnya bagi orang Bandung adalah  sikap kewaspadaan dari tantangan alam yang ada. Kewaspadaan tersebut mulai dari kewaspadaan banjir,   kewaspadaan longsor juga kewaspadaan gempa.

Khusus mengenai kewaspadaan gempa ini terutama mengingat Bandung berada di area cekungan dan patahan, warga Bandung harus lebih peka.

Bila terjadi gempa besar yang dipicu aktifnya patahan/sesar di seputar Cekungan Bandung, bukan hanya sepanjang patahan itu yang terkena dampaknya, tapi juga di bekas endapan Danau Bandung Purba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun