Penamaan tempat itu pula muncul karena dinamika alam dan masyarakatnya, misalnya, ketika membangun permukiman
masih ada rawa, maka tempat itu
dinamai Cisitu. Karena masih
banyak genangan air, berjalan
kadang harus meloncat-loncat,
dinamailah Ciluncat. Orang yang bermukim semakin banyak, maka rawa itu diurug, dinamilah Situsaeur.
Tanah urugan kalau kena air, pastilah licin, maka kawasan itu dinami Sukaleueur.
Masih banyak hal lain yang telah tercipta dari proses-proses penamaan tempat ini, sehingga Bandung semakin kaya istilah dan unik.
Kearifan Lokal
Alam Bandung telah membentuk watak warganya menjadi kelompok warga yang khas dan unggul.
Sebutan lain, Bandung tumbuh dengan kearifan lokal tersendiri.
Legenda dan mythos daerah turut serta memengaruhi perkembangan pemikiran orang Bandung.
Ada yang terkenal legenda dari Bandung itu seperti Legenda Sangkuriang.
Sangkuriang erat kaitannya dengan nama gunung di kawasan Bandung yaitu Gunung Tangkuban Parahu.
Gunung berapi ini merupakan sebuah kaldera dari proses letusan gunung-gunung api terdahulu.
Perpaduan antara legenda dengan peristiwa alam, merekam secara tegas kekhasan Bandung.
Prilaku, adat, ciri bahkan konsep religi di Bandung berkembang dari adanya realitas Gunung Tangkuban Perahu dengan Sangkuriangnya ini.