Vandalisme salah satunnya, dinilai menghancurkan semangat pembumian literasi.
Fasilitas literasi publik yang terpampang di area terbuka sering mendapat "sentuhan" tangan-tangan jahil pihak tertentu sehingga menurunkan nilai fungsi dan estetika fasilitasnya.
Disusul belum optimalnya kinerja mereka yang diberi tanggung jawab dalam mengelola barang inventaris literasi publik karena minimnya daya dukung kemampuan pengelolaan sehingga sarana literasi rakyat mengalami disfungsi.
Kompleksitas persoalan menyertai proses layanan pembumian literasi. Seringnya hal itu terinventarisasi namun bersama itu pula masalah-masalah susulan datang.
Terjebaknya sarana literasi publik dalam status disfungsi semacam itu, sangat menggambarkan bahwa belum optimalnya layanan penyadaran tentang pentingnya kita berliterasi.
Sudah menjadi suatu konsekuensi jika optimalisasi layanan literasi ini perlu kita dorong bersama. Semuanya kita dorong sampai kepada capaian kualitas tertentu.
Dengan meningkatnya  kualitas literasi masyarakat, kita yakin bahwa kehidupan bangsa ini akan terdongkrak naik dan maju. Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H