Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Ferdy Sambo Selamat dari Hukuman Mati, Keadilan Dikebiri?

9 Agustus 2023   13:00 Diperbarui: 9 Agustus 2023   13:11 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang Ferdy Sambo (Sumber : Kompas.com)

Mahkamah Agung (MA) memutuskan hasil sidang kasasi Ferdy Sambo pada tanggal (08/08/2023) bahwa FS yang sebelumnya didakwa Hukuman mati jadi bui seumur hidup.

Sedangkan Putri Candrawathi dari yang sebelumnya 20 tahun bui jadi 10 tahun bui, kemudian Ricky Rizal 13 tahun bui jadi 8 tahun bui, dan yang terakhir Kuat Ma'ruf 5 tahun jadi 10 tahun bui.

Bagaimana pandangan keluarga Almarhum Yosua Hutabarat terkait kasus ini, dilansir dari hasil wawancara Komaruddin Simanjuntak selaku penasehat hukum dari keluarga almarhum Yosua, bahwa mereka kecewa terhadap hasil putusan MA itu.

Ya begitulah kita masyarakat kecil pencari keadilan ini, kadang bisa didapat kadang juga tidak, walau keseringan tidak.

Bagaimanapun ada sudah ada tragedi satu orang ibu yang kehilangan anaknya, dan yang menghilangkan nyawa anaknya tidak hilang nyawanya dan masih bisa hidup, makan dan bahagia. 

Bagaimana mungkin keadilan itu ada?, tentu saja hidup berlangsung tidak adil, yang miskin memang sulit dapat keadilan dimata hukum dan yang kaya mungkin bisa sesukanya, bagaimanapun kita menapik begitu realitanya, kata ibu penjual lontong depan kedai kopi tempat saya nongkrong.

"Ya, memang gitulah dek, kita yang orang susah ini ya ginilah, pande-pande aja lah, kalau udah berurusan sama hukum pasti kalah, datang bapak-bapak samping saya yang sedang nyurupu kopi nyeletuk 'keadilan, keadilan, halah omong kosong itu semua."

Begitulah kira-kira percakapan masyarakat di warung kopi saat ini, menilai putusan MA terkait kasasi sambo.

"Rungkad lah kita semua kalau soal keadilan, rusak kita"

Dateng wak disamping tukang becak samping saya bilang "ah, suka orang itu aja lah semua yang penting awak masih bisa makan dah syukur, ga ada itu semua memang" 

Saya tanya ke mereka, jadi gimana menurut bapak ibu, jadi kita hidup seperti gimana nih kelanjutannya? 

"Udahlah dek, kerja aja seperti biasa, yang penting kita gak menggangu dan mengusik orang, cukup makan keluarga, anak istri, cukup sekolah udah bisa itu, kalau soal politik, keadilan, sidang-sidang itu segala macam itulah, terserah yang diatas-diatas itulah"

Begitulah percakapan kami diwarung kopi kira-kira.

09 Agustus 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun