Tolak ukur sukses seorang anak bagi orang tua adalah dengan sukses menjadi PNS, TNI/POLRI atau menjadi pegawai yang digaji negara dengan tetap dan aman, pemikiran inilah yang menghambat setiap potensi pemikiran anak untuk berkembang dan menciptakan ide yang liar.Â
Akibatnya pemikiran anak sejak ia mau tamat SMA/SMK, atau menjelang tamat KULIAH langsung mengarah ke tes CPNS atau yang berkaitan lainnya yang sudah saya sebutkan diatas, bukannya diarahkan untuk membangun usaha dan cari uang dengan berdikari atau menciptakan suatu karya.Â
2. Orang tua kaya mendorong anaknya untuk membangun usahaÂ
Inilah yang membuat kesenjangan ekonomi ini akan berlangsung terus dan akan semakin dalam apabila hal ini tidak segera disadari oleh orang tua atau orang-orang dewasa masa kini yang akan menikah dan memiliki anak untuk merubah maindset pemikiran tersebut.Â
Orang kaya mengajarkan anaknya untuk membangun bisnis, sangat berbeda dengan Orang tua menengah dan miskin. Akibatnya generasi anak dari orang tua yang kaya akan tetap dan terus dan makin kaya, sebaliknya yang menengah atau miskin akan terus dan tetap miskin.
3. Kuriositas tentang masa depan yang menyelamatkan
Salah satunya yang dapat menyebabkan kesenjangan hidup akan berbalik arah adalah curiosity , yap rasa penasarn, rasa ingin tahu yang tinggi, yang haus, berhasrat dan membara. Hanya itulah yang bisa menyelamatkan pemikiran anak dari orang tua yang keliru dalam mendidik pemikiran tentang kesejahteraan hidup.Â
Anak yang ingin tahu, apa ada yang salah, kenapa begini-kenapa begitu, kenapa saya begini dia begitu, bagaimana caranya agar bisa seperti itu?, adalah contoh -contoh pertanyaan seseorang tentang masa depan. Hal inilah yang akan menyelamatkan seseorang dari kemiskinan hidup.Â
Begitu juga dengan anak orang kaya, suatu saat dia bisa miskin dan menjadi melarat apabila orang tua kayanya keliru dalam mendidik anaknya, contohnya : memanjakan anak terlalu berlebihan, memenuhi keinginan anak terlalu berlebihan, memberikan fasilitas kemudahan yang berlebihan, dan tidak mengajarkan anak tentang membangun usaha dari 0.Â
Hal ini banyak juga menumbangkan kekayaan orang-orang kaya, karena generasi berikutnya yang tidak mau belajar dan menjaga rasa ingin tahunya, atau kuriositasnya mati dimakan kemanjaannya.Â
Demikianlah artikel ini saya tulis sebagai bentuk pandangan pribadi, bukan maksud untuk menyalahkan atau semacamnya.
Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H