Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Cerpen: Akhir Malam yang Nikmat Atau Jiwa yang Bakal Disiksa Rindu?

25 Mei 2023   14:09 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:30 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Kitabijak.com

Sehingga tanpa pikir panjang dan berlama-lama beni paman zakir turut membawa zakir bekerja ke kalimantan, zakir yang mengetahui kabar tersebut dari pamannya beni bingung mengekspresikan dirinya, di satu sisi dia senang karena langsung mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, di satu sisi dia sedih karena harus meninggalkan zira pacarnya ditengah hangatnya hubungan asmara mereka.

Tibalah suatu sore, dipinggir danau hijau tenang, dibawah pondok sederhana yang atapnya terbuat dari sisa ranting-ranting pohon kelapa yang dianyam, zakir menyampaikan kabar tentang dia mendapatkan pekerjaan kepada zira.

Sambil duduk mengayun-ayunkan kaki mereka, zakir menatap wajah zira dari samping yang sedang menikmati indahnya pemandangan air danau yang mengalir tenang, zakir bingung bagaimana harus menyampaikan kabar tersebut.

Sekitika zakir memberanikan diri, zakir memegang tangan zira yang halus lembut, merabanya dengan pelan lalu menggenggamnya, zira kemudian melihat ke arah zakir, kemudian zakir mengatakan. 

"Zir, kayaknya besok aku harus berangkat ke kalimatan..." ucap zakir pelan

"ha?, ngapain ke kalimantan kamu?" tanya zira tenang

"Aku mau diajak paman Beni kerja ditempat temannya di perusahaan batu bara disana, kata paman beni besok sore kami berangkat naik pesawat dari kualanamu, temen paman beni itu yang masukin kami ke perusahaan itu katanya."

"hmm..."

Suasana hening sejenak, tenggelam bersama suara air danau mengalir tenang, tertiup bersama angin sepoi dari ujung selatan menghembus wajah dua anak muda yang sedang dirantai asmara dan dihancurkan oleh kenyataan hidup.

"emangnya kamu harus kerja ke sana ya?" tanya zira sedih sambil menundukkan kepalanya

"kata bapak, ibu. iya, harus ikut paman beni kesana karena disini susah cari kerja" jawab zakir tertunduk sedih pula

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun