Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Cara Sederhana Mendidik dan Membangun "Critical Thinking" Anak yang Jarang Diketahui Orangtua

12 Januari 2023   11:33 Diperbarui: 12 Januari 2023   11:36 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Orang Tua Sedang Mendidik Anaknya (Sumber : Diadona.id)

Budaya membacakan buku kepada anak sebelum tidur jarang terjadi di indonesia, bahkan saya tidak mengenal budaya semacam itu, kebiasaan semacam itu, yang ada hanya perintah dan suruhan "TIDUR CEPAT!, BESOK SEKOLAH", sekali lagi perintah dan larangan, tanpa ada narasi di belakanganya.

Menurut saya, kebudayaan membacakan buku kepada anak ini sangat baik untuk dilakukan, dimulai serta dilestarikan, dibiasakan juga. Karena dampak nya sangat besar untuk perkembangan pola pikir anak, karena sejatinya sekolah pertama adalah keluarga, interaksi antar keluarga yang berada di dalam rumah tersebut, sampai si anak berusia 7 atau 8 tahun hingga ia siap disekolahkan.

2. Komunikasi Dua Arah

Gambar Keluarga yang Sedeng Berdiskusi di Meja Makan (Sumber : CNN Indonesia)
Gambar Keluarga yang Sedeng Berdiskusi di Meja Makan (Sumber : CNN Indonesia)

Seperti yang sudah saya sampaikan diatas, seringkali orang tua hanya mau di dengar saja, tidak mau di koreksi, menganggap diri sudah pasti benar, hingga mengakibatkan si anak jadi malas bercerita, karena apapun yang dia katakan dianggap sudah pasti salah, dan jika menjawab dianggap melawan "Menjawapi aja kerjamu ya!".

Konotasi menjawab pertanyaan orang tua pada saat anak diberi nasehat seolah-olah menjadi hal yang salah, dianggap melawan, tidak sopan, tidak menurut, durhaka dan sebagainya, padahal komunikasi dua arah, perdebatan, diskusi adalah bentuk komunikasi yang membangun daya pikir anak menjadi lebih kritis terhadap suatu persoalan.

Menajamkan pola berpikir kritis bisa dicapai dengan adanya komunikasi dua arah antara anak dan orang tua, jika semua perkataan yang dikatakan oleh orang tua sudah pasti benar dan apapun yang akan dikatakansi anak dianggap melawan dan tidak sopan, maka bagaimana mungkin terjadi arus komunikasi dua arah, bagaimana mungkin timbul pertanyaan "mengapa harus begitu, tapi tidak begini?", "kenapa kita harus melakukan hal itu?", bagaimana mungkin si anak akan mengeluarkan argumentasi nya kalau dari awal percakapan sudah ditawan pikiranya dengan anggapan kalau menjawab itu dianggap melawan, durahaka, dan tidak sopan kepada orang tua?.

Ini kan sama saja dengan kita membentuk budaya feodalisme didalam keluarga kita, sementara kita menganggap bahwa feodalisme adalah racun, bagaimana mungkin kita berpikir membangun racun terhadap keluarga kita?, bukankah semua nya nanti akan mati keracunan?

3. Memberikan kepercayaan Kepada Anak

Anak yang selalu dicurgai, dilarang, dibatasi ruang geraknya, akan menjadi anak yang penakut dalam bertindak, dan cenderung membuat banyak keputusan yang salah, dikarenakan rasa ketakutan nya akan ancaman orang tua yang serba melarang, dalam kondisi perasaan terkekang seseorang cenderung mengambil keputusan yang salah, karena dia tidak tenang sewaktu mengambil keputusan tersebut.

Mungkin hal inilah yang mengakibatkan banyak anak yang terlalu dikekang orang tuanya, terlalu dicurigai, tidak pernah didukung ide nya, justru malah menjadi anak yang terjerumus dalam lingkungan yang rusak. Ujung-ujung nya orang tua nya menyesal dan terus menyalahkan si anak akan perbuatanya, padahal kalau kita tarik akar nya ya itu karena pola didik orang tua yang terlalu mengekang si anak sehingga si anak bertindak demikian.

Andai saja orang tua memberikan kepercayaan kepada si anak, dan siap menerima kalau si anak berbuat kesalahan, maka si anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi, tingkat keberanian yang tinggi, lebih cerdas, daya pikir tajam dan sebagainya, sudah banyak berbagai macam kajian science, psikologi dan sebagainya yang menunjukan bahwa anak yang diberikan kepercayaan kepada orang tua nya, akan tumbuh menjadi anak yang pemberani dan lebih percaya diri ketimbang anak yang selalu diteror, dilarang dan dikekang oleh orang tua mereka.

Hal ini lah yang mengakibatkan pola pikir si anak tidak berkembang, karena dia jadi takut salah terus, mau buat ini salah, mau buat itu salah, dan akhirnya dia melanggar dan memberontak saja, orang apa pun yang dibuatnya gimanapun bakal salah semua, jadi ya buat apa tidak melakukan apa-apa.

KESIMPULAN :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun