Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adalah Seorang Anak Muda yang Berpikir

4 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 4 Desember 2022   05:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sejak SD sampai kuliah pun kita tidak pernah ada pelajaran tentang Ilmu Saham, tidak ada mata pelajaran Ilmu Saham.

Jangankan mengharapkan mata pelajarannya, toh juga presentase orang yang mengerti tentang saham di Negeri anak muda itu masih menunjuk di angka 4%, hanya 4% orang yang baru mengerti dan mencoba mempelajari tentang Saham, suatu ilmu rahasia orang-orang terkaya di dunia.

Kenapa orang-orang terkaya di dunia tidak mau mata pelajaran itu ada di kurikulum pendidikan, karena mereka tidak mau kita juga kaya, dan juga orang kayalah yang mengatur sistem mana yang harus dijalankan, mana yang boleh dan tidak boleh, semua harus dalam kontrol mereka.

Jika semua orang paham tentang saham, siapa yang mau jadi pekerja?, siapa yang mau jadi buruh seumur hidupnya untuk memproduksi barang?, siapa?, Investor ya tidak mau dan tidak mungkin, karena mereka lah yang memiliki modal., karena yang memiliki modal lah yang menang, yang memiliki modal lah yang mengontrol sistem dunia.

Jika anda berpikir yang dipikirkan si anak muda itu adalah Amerika, maka anda baru separuh betul, karena Amerika pun ada yang mengontrol dibelakang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkanya, baik kebijakan dalam negeri maupun luar negeri.

Lantas siapa "Who's the man behind the system?", i dont know - jawab pria muda itu. 

Siapapun dia pastilah dia yang memiliki modal terbesar di dunia ini, saat ini. maka dia lah yang menjadi bandar dunia, dialah yang menggerakan sistem dunia yang berjalan seperti sekarang ini.

Jadi 2 lah kunci dan ilmu tentang "man behind the world", yang tidak diajarkan kepada kita dalam sistem pendidikan, yakni ilmu saham dan ilmu modal atau permodalan.

Jika ilmu permodalan diajarkan maka semua orang akan berhutang dan akan mengandalkan margin untuk berinvestasi di saham dan menjadi seorang investor, namun kembali lagi ke sistem produksi, harus ada yang memproduk, harus ada tenaga kerja, harus ada buruh, oleh karena itu dibatasi lah setiap orang siapa-siapa saja yang layak untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank dengan jumlah besar, kalau semua orang di dunia sama hak jumlah pinjaman modal di bank nya tanpa agunan apapun hanya modal cicilan dengan tingkat bunga yang sama, maka tidak ada yang akan jadi buruh lagi, tapi para elit tidak suka ini, kalau harus begitu mereka harus kerja juga, tidak ada kata yang kaya dan yang miskin. Siapa yang harus jadi buruh?, yang bekerja seumur hidupnya namun tak akan pernah cukup membiayai hidupnya sampai dia hidup tenang dan santai, tidak perlu bekerja lagi.

Oleh karena hal itu tidak boleh terjadi, maka ilmu tentang saham dan permodalan tidak boleh dimasukan ke sistem pendidikan formal, supaya yang tamat pendidikan formal mau jadi pekerja.

Sebetulnya begitu juga dengan menjadi pengusaha, mereka sejatinya juga produsen, orang yang menciptakan suatu produk, namun ya penghasilanya tentu lebih besar dari pada sebatas seorang pegawai, atau buruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun