Jamu merupakan salah satu obat-obatan herbal yang sudah dikenal di kalangan masyarakat dari sudah sangat lama sekali. Minum jamu menjadi salah satu tradisi dan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.Â
Jujur, saya adalah salah orang yang tidak menyukai jamu. Bahkan di saat orang tuaku memaksa karena jamu sangat bagus untuk penyembuhan pada pasca melahirkan pun, saya tidak berminat untuk minum jamu. Setiap tetes yang masuk ke dalam mulut membuatku merasa ingin mengeluarkan seluruh isi perutku.
Persepsi itu berubah ketika saya mencoba minum Tolak Angin. Kala itu, ketika badan terasa pegal, dan rasanya ingin muntah, teman-teman di kantor menyarankan untuk minum Tolak Angin.Â
Awalnya saya menolak, mengingat itu adalah jamu. Tapi sang teman menyodorkannya dan mencoba mencampurnya dengan segelas air hangat. Akhirnya, aku memberanikan diri untuk meminumnya, dan rasanya tidak bau dan perasaan ingin muntah terhadap taste dan baunya tidak ada.Â
Kuhabiskan minuman Tolak Angin tersebut dan mencoba merebahkan kepalaku sejenak di atas meja kerja. Setengah jam kemudian saya terbangun, dan tubuh ini terasa enakan. Dan saya melanjutkan aktivitas kerja selanjutnya.
Tolak Angin Sidomuncul merupakan salah satu bentuk jamu yang sudah banyak beredar di pasar tradisional, minimarket, supermarket, apotek, toko obat, warung kecil, bahkan dijual juga oleh pedagang asongan. Peredarannya yang cukup luas dikarenakan Tolak Angin memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan.Â
Menurut hasil penelitian dari universitas terkemuka, minum Tolak Angin 2 (dua) sachet sehari selama 7 (tujuh) hari berturut-turut bisa meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh. So, tidak masalah buat saya dan kamu untuk mengkonsumsinya.
"Orang Pintar Minum Tolak Angin" -- Ini sudah menjadi jargon andalan Tolak Angin. Saya sendiri ketika masuk angin, yang terlintas di pikiran adalah Tolak Angin, dan Tolak Angin selalu ada dalam kotak P3K yang ada di rumahku.Â
Suasana Bandung, kota dimana saya tinggal, memiliki kondisi cuaca yang cukup ekstrim perubahannya akhir-akhir ini. Pagi menjelang subuh, udara sangat dingin sekali; mulai siang, udara mulai panas, sorenya disertai angin kencang, dan malam menjadi panas dikarenakan sisa udara panas siang tadi.Â
Suasana panas di malam hari, membuat suamiku ataupun adikku yang laki-laki terkadang membuka bajunya saat tidur, dan tanpa menyadari malam semakin larut dan semakin dingin.Â
Pagi harinya kondisi tubuh mereka drop setelah beberapa hari melakukan hal tersebut. Paginya mulai flu, dan badan meriang. Di saat itu, Tolak Angin benar-benar dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi mereka. Ketika gejala sudah mulai muncul, maka sesegera mungkin langsung mengkonsumsi Tolak Angin. Benar-benar berkhasiat untuk mengembalikan kebugaran tubuh kembali.