Banyak metoda yang dilakukan oleh para pebisnis untuk memasarkan produk mereka. Salah satunya adalah dengan menggunakan stiker. Stiker diiming-imingi sebagai hadiah kepada para customer mereka sehingga dengan senang hati para customer merasa bangga memiliki stiker produk tersebut untuk ditempel di lokasi yang sering mereka lihat, bahkan orang lain lihat.
Mungkin di satu sisi, mereka bangga menempelkan stiker tersebut karena itu menjadi bukti kepada orang-orang bahwa mereka sudah mempergunakan produk tersebut. Tapi sadarkah mereka bahwa mereka sedang "diperdaya" oleh sang produsen?
Ketika stiker itu ditempel di kaca mobil, di lemari baju, di atas meja, atau dimanapun, itu menjadi satu ingatan bagi kita akan produk tersebut. Dengan kata lain, produsen sedang menanamkan brand image pada customernya. Strategi marketing sedang berjalan. Secara tidak langsung, perusahaan sedang melakukan iklan pada lokasi stiker ditempel.
Iklan berjalan pun berlangsung ketika kendaraan kita melaju, ketika tamu datang dan duduk di meja kantor kita, ketika teman datang ke kamar kita. Itu artinya kita sedang mengiklankan produk mereka TANPA DIBAYAR SEPESERPUN, padahal terkadang kita harus membayar stiker yang mereka jualbelikan.
Baiklah kita melek akan hal ini. Stiker yang berbau promosi/iklan sebaiknya dilepaskan, kecuali sang produsen mau membayar kita. Sebagian para ojek sudah merasakan kegiatan marketing ini. Dikarenakan mobilitas ojek yang cukup tinggi, para produsen rela mengeluarkan kocek yang cukup besar untuk iklan mereka bisa dibawa kemana-mana.
Nah, bagaimana dengan kita yang menggunakan stiker sebagai media promosi mereka tanpa dibayar? Apakah anda rela? Semoga opini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
-Sandy-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H