Mohon tunggu...
Sandy Sitorus
Sandy Sitorus Mohon Tunggu... PNS -

Senang untuk berbagi dan membantu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepuluh Pantangan Orang Tua terhadap Anak

3 Mei 2018   12:01 Diperbarui: 3 Mei 2018   12:32 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ketika kebohongan itu terjadi, rasa percaya terhadap orang tua, akan berkurang. Dan anak akan merasa kesepian karena dia tidak memiliki orang yang bisa dia percaya lagi.

9 JANGAN MENGABAIKAN ANAK KARENA PEKERJAAN

Tidak bisa dipungkiri pada zaman sekarang, hampir kedua orang tua tiap anak bekerja dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setelah kesibukan kita, sepulang kerja, luangkan waktu minimum 10-15 menit untuk bermain dengan anak. Misalnya bermain pancingan buat anak yang suka dengan ikan, membaca buku, mewarnai, berlari-larian, main alip sembunyi, dan banyak hal menarik lainnya. Semua permainan itu akan diingatnya hingga dia dewasa. Waktu-waktu tersebut bagaikan surga buat mereka.

10 JIKA ANAK BERTANYA, JANGAN BIARKAN ANAK MENUNGGU

Jika anak bertanya, jangan katakan, "Tunggu!" Misalnya ketika si ibu sedang memasak, dan anak bertanya kenapa langit itu biru. Sebaiknya langsung matikan kompor, dan berkata, "Waw, pertanyaan bagus, ayo kita cari tahu jawabannya."

Buat ibu Chen Mei Ling, mendidik adalah memberi mereka alat untuk mencapai impian sehingga ketika anak-anak gagal, mereka tidak akan kecewa , malah sebaliknya mereka bisa mencari impian lain. 

Jika mereka sukses, mereka harus tetap rendah diri dan berbagi dengan orang lain. Dan inilah sistem didikan yang diterapkan ibu Chen Mei Ling pada anak-anaknya sehingga mereka menjadi orang yang sukses. Semoga tulisan ini tetap mengingatkan semua orang tua, termasuk saya, cara mendidik anak yang baik.

-Sandy-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun