Awan putih yang berarak
Mataku yang memandang jauh menembus cakrawala
Langit merah pertanda senja tiba
Mengorbankan segala waktu untuk sesuatu
Kafein yang setia menemaniku
Ketika jemariku mulai menuangkan segala resah hati
Resah tentang kebersamaan
Terlupakan tentang pengorbanan
Atau mungkin sengaja tidak peduli
Aku masih ingin berpikir jernih
Mungkin saja kau melakukan hal yang sama
Tetapi tidak kau ungkapkan
Atau mungkin aku yang tidak mudah peka
Aku terus menunggu kesungguhanmu
Hari berganti hari..
Pagi bertemu pagi, malam bersua malam
Masih ku tak menemukan kabarmu
Hatiku semakin tak karuan
Relungku semakin berantakan
Kemana kau pujaan hati ?
Aku merindukan suaramu
Aku sangat ingin bersamamu seperti dulu
Masih kurangkah pengorbananku untukmu ?
Ku korbankan waktuku dalam penantian ini
Menunggumu pulang kembali dalam pelukan ini
Kau seharusnya mengerti
Betapa wanita diciptakan bukan untuk tentang birahi
Tetapi pengejaran penuh arti
dan semuanya telah berakhir
Ketika kau memutuskan untuk berakhir
Segalanya menyakitkan namun ku mengerti
Saat kau tak lagi peka, tak lagi memahami keadaan ini
Dan tak menginginkan lagi raga ini untuk berada disisimu..
Seseorang yang sangat ku cintai..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H