Mohon tunggu...
Tedy Kaharnanto
Tedy Kaharnanto Mohon Tunggu... Perawat - Fotografer

🎓Tempo Institute 🎓Certified Nikon School Indonesia/GSchool 03-19 ☆HISFA Yogyakarta ☆Olympian Yogyakarta 📷 Olympus OMD E-M10 Mark III 📍Cilacap Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sosok Pejuang Perawat Yang Berakhir Dibui

27 Februari 2020   01:55 Diperbarui: 27 Februari 2020   03:29 6010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta Rakyat itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga massa itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan Yang bersama-sama dengan massa Rakyat itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur. Kata kata Soekarno itu selalu melekat dihatinya,Dia adalah Jonrekday Sir, putra kelahiran Maumere, Flores, NTT, 14 Juli 1964. Tahun 1982 merantau ke Jakarta, dan pada tahun 1984 menempuh pendidikan di Sekolah Perawat kesehatan Kota Jakarta (dulu SPK Kota Jakarta Dinkes DKI Jakarta red).

Saat itu dirinya mulai mengidolakan sosok  perawat  Luar biasa yaitu Bapak Kusmihadi PHN seorang Public  Health Nursing yang menanamkan jiwa atau Marwah keperawatan dan Patriotik keperawatan.

Lulus  SPK 1987, Jon Sir panggilan akrabnya bergabung dengan Yayasan Ambulan Gawat Darurat 118, Ikatan Ahli Bedah Indonesia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang dipimpin Prof. Aryono Djuned Pusponegoro.

" Saya ditempa menjadi Perawat Gawat darurat dan Idialisme yang sangat luar biasa" kenangnya. "Disini kami melahirkan Kurikulum Basic Trauma and Cardiac Life Support bersama AT&ACLS."

Diakui Bahwa dirinya pernah menjadi perawat VVIP bagi Kepala Negara dan Pemerintahan dan juga  menjadi Instruktur Gawat Darurat Pertama dengan 9 Instruktur Ambulan 118.

Menjadi perawat gawat darurat dengan berbagai persyaratan pelatihan termasuk SAR, ICU ICCU,dan lain lain membuat kecintaannya pada Keperawatan semakin besar.

Mengenal PPNI sebelum tahun 2000 diRSCM dan aktif di PPNI DKI pasca MUNAS PONI Tahun 2000 membuatnya terlibat dalam perjuangan melahirkan Undang Undang Keperawatan, melahirkan Himpunan perawat Gawat darurat dan bencana.

Selama karir Konsisten menjadi praktisi/klinisi gawat darurat sehingga memberikan Jon Sir berpandangan atas  perkembangan Pendidikan dan pelayanan Keperawatan di Fasyankes dan Masyarakat sangat tidak berbanding lurus atau kolerasi dengan kemajuan Sumber Daya Manusia dan keilmuan Keperawatan.

Menjadi pendiri pengurus HIPGABI 2 periode,mendirikan dua DPK menjadi pengurus PPNI tingkat DPD DPK membuat Jon Sir memahami organisasi dan kepengurusan."PPNI sangat membutuhkan perubahan yang revolusioner dalam menghadapi globalisasi." ungkap Jon Sir berapi api.

Saat ini Jon Sir berjuang demi keperawatan dan sangat menyayangkan,  tidak Ikhlas menerima kalau  ilmu pengetahuan SDM keperawatan yang sudah luar biasa ini tidak bermakna dalam pelayanan kesehatan di masyarakat maupun dipemerintahanan, masyarakat hanya tahu bahwa perawat adalah pembantu dokter, perawat hanya sebagai tukang sunat,tukang suntik.

Kalau hanya itu maknanya, kenapa harus sampai mengambil Profesor Doktor.

Statement ini terus menggelinding bagaikan bola panas, yang akhirnya tanggal 20 februari 2020 jam 14.00 WIB Sang Putra Maumere harus mendekam di LP Cipinang.

akankah Perjuangan ini berhenti?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun