Setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta Rakyat itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga massa itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan Yang bersama-sama dengan massa Rakyat itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur. Kata kata Soekarno itu selalu melekat dihatinya,Dia adalah Jonrekday Sir, putra kelahiran Maumere, Flores, NTT, 14 Juli 1964. Tahun 1982 merantau ke Jakarta, dan pada tahun 1984 menempuh pendidikan di Sekolah Perawat kesehatan Kota Jakarta (dulu SPK Kota Jakarta Dinkes DKI Jakarta red).
Saat itu dirinya mulai mengidolakan sosok perawat Luar biasa yaitu Bapak Kusmihadi PHN seorang Public Health Nursing yang menanamkan jiwa atau Marwah keperawatan dan Patriotik keperawatan.
Lulus SPK 1987, Jon Sir panggilan akrabnya bergabung dengan Yayasan Ambulan Gawat Darurat 118, Ikatan Ahli Bedah Indonesia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang dipimpin Prof. Aryono Djuned Pusponegoro.
" Saya ditempa menjadi Perawat Gawat darurat dan Idialisme yang sangat luar biasa" kenangnya. "Disini kami melahirkan Kurikulum Basic Trauma and Cardiac Life Support bersama AT&ACLS."
Diakui Bahwa dirinya pernah menjadi perawat VVIP bagi Kepala Negara dan Pemerintahan dan juga menjadi Instruktur Gawat Darurat Pertama dengan 9 Instruktur Ambulan 118.
Menjadi perawat gawat darurat dengan berbagai persyaratan pelatihan termasuk SAR, ICU ICCU,dan lain lain membuat kecintaannya pada Keperawatan semakin besar.
Mengenal PPNI sebelum tahun 2000 diRSCM dan aktif di PPNI DKI pasca MUNAS PONI Tahun 2000 membuatnya terlibat dalam perjuangan melahirkan Undang Undang Keperawatan, melahirkan Himpunan perawat Gawat darurat dan bencana.
Selama karir Konsisten menjadi praktisi/klinisi gawat darurat sehingga memberikan Jon Sir berpandangan atas perkembangan Pendidikan dan pelayanan Keperawatan di Fasyankes dan Masyarakat sangat tidak berbanding lurus atau kolerasi dengan kemajuan Sumber Daya Manusia dan keilmuan Keperawatan.
Menjadi pendiri pengurus HIPGABI 2 periode,mendirikan dua DPK menjadi pengurus PPNI tingkat DPD DPK membuat Jon Sir memahami organisasi dan kepengurusan."PPNI sangat membutuhkan perubahan yang revolusioner dalam menghadapi globalisasi." ungkap Jon Sir berapi api.
Saat ini Jon Sir berjuang demi keperawatan dan sangat menyayangkan, tidak Ikhlas menerima kalau ilmu pengetahuan SDM keperawatan yang sudah luar biasa ini tidak bermakna dalam pelayanan kesehatan di masyarakat maupun dipemerintahanan, masyarakat hanya tahu bahwa perawat adalah pembantu dokter, perawat hanya sebagai tukang sunat,tukang suntik.
Kalau hanya itu maknanya, kenapa harus sampai mengambil Profesor Doktor.
Statement ini terus menggelinding bagaikan bola panas, yang akhirnya tanggal 20 februari 2020 jam 14.00 WIB Sang Putra Maumere harus mendekam di LP Cipinang.
akankah Perjuangan ini berhenti?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H