Willyanto : "Makanya, jangan suka makan sambal banyak-banyak. Jadinya kan begini."
Dicki : "Iya."
Putra : "Dengar tu, kata temanmu. Jangan ngeyel kalau dibilangin sama orang tua."
     Persahabatan mereka tidak hanya dalam hal itu saja, tapi dalam hal pelajaran juga mereka selalu saling membantu saat kesusahan.
Teddy : "Baiklah anak-anak, bapak akan memberikan 1 soal kepada kalian. Siapa yang bias menjawab, akan bapak berikan nilaiA+ di raportnya."
Dicki : "Siap pak!!!" (jawab dicki dengan suara lantang)
Teddy : "Hmm... awas ya Dicki, kalau tidak bisa. Karena suaramu paling lantang."
Willyanto : "Sombong kamu Dick!!" (dengan nada kesal bercampur marah)
     Soal yang diberikan adalah soal matematika tentang Algoritma, Dicki dan aku berusaha terus untuk mencoba menyelesaikan soal yang diberikan dari pak guru. Aku mengerjakan soal itu hingga bercucuran keringat membasahi bajuku, aku dan Dicki merasakan bagaimana sulitnya soal dari pak guru ini.
Willyanto : "Aduuuh dick, ini susah sekali. Seperti tidak bias diselesaikan saja."
Dicki : "Iya nih, kok susah sekali ya? Ya sudah Will, kita lambaikan tangan saja ke bapak.Tanda bahwa kita udah nggak kuat."