Secara tidak langsung, Wadon Wadas juga melanggengkan klaim representasi melalui gerakan yang telah mereka lakukan yang telah menempatkan perempuan sebagai bagian dari alam sekaligus menandakan kehadiran perempuan dalam hierarki ekologis. Adanya rasa senasib dari seluruh masyarakat Wadas baik pria maupun wanita,Â
permasalahan agraria di Wadas telah memperkuat legitimasi klaim representasi Wadon Wadas itu sendiri dimana Wadon Wadas sendiri telah secara produktif merepresentasikan perempuan-perempuan Wadas yang terkena dampak dari kebijakan pemerintah melalui berbagai macam upaya yang mereka lakukan yang mengatasnamakan perempuan dan seluruh masyarakat Wadas.Â
Referensi
Alfirdaus, L. K. (2020). Ibu rumah tangga dan petani perempuan berperan vital dalam pergerakan lingkungan Indonesia. The Conversation. Diakses dari https://theconversation.com/ibu-rumah-tangga-dan-petani-perempuan-berperan-vital-dalam-pergerakan-lingkungan-indonesia-133522 pada 25 Juni 2022.
Astuti, T. M. P. (2012). Ekofeminisme dan peran perempuan dalam lingkungan. Indonesian Journal of Conservation, 1(1).
Buckingham, S. (2004). Ecofeminism in the twentyfirst century. Geographical journal, 170(2), 146-154.
Farisa, F.C. (2022). Duduk Perkara Konflik di Desa Wadas yang Sebabkan Warga Dikepung dan Ditangkap Aparat. Diakses dari https://nasional.kompas.com/read/2022/02/09/18264541/duduk-perkara-konflik-di-desa-wadas-yang-sebabkan-warga-dikepung-dan?page=all pada 25 Juni 2022.
Gaard, G. (2001). Women, water, energy: An ecofeminist approach. Organization & Environment, 14(2), 157-172.
Hertz, N. (2001) The Silent Takeover: Global Capitalism and the Death of Democracy. London: Heinemann
Hogwood, B. (1987) From Crisis to Complacency? Shaping Public Policy in Britain. Oxford: Oxford University Press.
Karlberg, M. (2005). The power of discourse and the discourse of power: Pursuing peace through discourse intervention. International Journal of Peace Studies, 10(1 Spring/Summer), 1-23.