Dalam menggunakan politik ekstra parlementer perlu dilakukan dengan kerangka berpikir rasional untuk dapat menemukan tujuan utama dari sebuah gerakan. Ketika politik ekstra parlementer dilakukan tanpa tujuan maka gerakan akan gagal untuk didefinisikan sebagai saluran alternatif yang efektif.Â
Ketakutan utama dari ekstra parlementer adalah hipermoblisasi aktor kolektif yang terjadi akibat benturan dalam suatu gerakan yang tidak terorganisir dengan baik. Akibatnya, politik ekstra parlementer yang bertujuan untuk menciptakan demokratisasi justru dia sendiri yang mencederai demokrasi.Â
Oleh karena itu, politik ekstra parlementer menjadi penting untuk dibingkai oleh proses rekonfigurasi negara di mana kekuasaan formal dan tanggung jawab kebijakan negara telah dibentuk kembali, dipindahkan, dan direartikulasi.Â
Daftar PustakaÂ
Arce, M., & Kim, W. (2011). Globalization and extra-parliamentary politics in an era of democracy. European Political Science Review, 3(2), 253--278.Â
Bailey, D. J. (2014). Contending the crisis: What role for extra-parliamentary British politics. British Politics, 9(1), 68--92.Â
Cleary, M.R. (2006), 'Explaining the left's resurgence', Journal of Democracy 17(4): 35--49.Â
Crossley, N. (2007). Social Networks and Extraparliamentary Politics. Sociology Compass, 1(1), 222--236.Â
Diani, Mario. (1990). 'The network Structure of the Italian Ecology Movement.' Social Science Information 29: 5--31. Joyce, P. (2002). The Politics of Protest: Extra-Parliamentary Politics in Britain Since 1970. Palgrave Macmillan UK.Â
Kriesi, H.P. et al (2012) Political Conflict in Western Europe. Cambridge, UK: Cambridge University Press. Olson, Macur. (1971). The Logic of Collective Action. Cambridge: Harvard University Press.Â
Resnick, P. (1973). The Political Theory of Extra-Parliamentarism. Canadian Journal of Political Science / Revue Canadienne de Science Politique, 6(1), 65--88.Â