[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Memeriksa Daleman"][/caption]
Tas adalah Wanita, Wanita adalah Tas…. Itulah semboyan dari Mbak Delia Murwihartini produsen “Tas Dowa”, yang memicunya untuk terus berkarya membuat tas yang selalu diburu kaum hawa.
[caption id="attachment_367104" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Samidi Karyawan Bagian Produksi"]
[caption id="attachment_367105" align="aligncenter" width="300" caption="Merajut"]
Sebuah kesempatan yang jarang ditemui dapat mengunjungi tempat produksi dan juga showroom Dowa di Godean Yogyakarta. Tempatnya sangat inspiring dan excited banget. Bukan hanya konsumen yang mau membeli tas diberi pelayanan terbaik, driver yang membawa tamu pun dapat menunggu majikannya dengan nyaman. Mereka disediakan tempat yang lengkap dengan snack lokal dan air mineral secara gratis.
[caption id="attachment_367107" align="aligncenter" width="300" caption="Salah Satu Ruangan Dapur Dowa"]
Memasuki tempat Tas Dowa, yang pertama kali dikunjungi sudah pasti showroom, di mana terdapat banyak sekali tas yang dipajang pada display hasil produksi. Penampilan display ini sungguh menarik dan membuat kesan tas Dowa menjadi mewah dan glamour. Saat itu secara nggak sengaja aku melongok ke belakang. Ternyata di sana terdapat ruangan produksi yang dihuni banyak pekerja, lebih dari seratus orang.
[caption id="attachment_367108" align="aligncenter" width="300" caption="Tas Rajutan Dowa"]
[caption id="attachment_367109" align="aligncenter" width="300" caption="Pemeriksaan Hasil Rajutan"]
Ada yang bertugas menyiapkan benang nylon, membuat pola, menjahit, mengelem, merajut, memasang resleting, memasang daleman, merangkai, pengecekan kulitas kulit, packing dan petugas supervisor (Pak Samidi) yang mengontrol hasil pekerjaan para pegawainya supaya mutu tetap terjaga dan penampilan dari barang yang dihasilkan nggak mengecewakan.
[caption id="attachment_367111" align="aligncenter" width="300" caption="Menjahit Bagian Dalam Tas"]
[caption id="attachment_367112" align="aligncenter" width="300" caption="Memeriksa Jahitan"]
[caption id="attachment_367114" align="aligncenter" width="300" caption="Menjahit dan Pengecekan Bahan Kulit"]
Apalagi pangsa pasar tas Dowa sejak tahun 1994 s.d 2004 adalah ekspor ke Amerika dan Eropa, sehingga pengerjaannya sangat detail agar tak ada barang yang sudah dikirim reject, cetusnya. Yang dipakai sebagai bahan dasarnya adalah nylon lokal yang mutunya terjamin, dilengkapi dengan hardware atau asesoris tas berbahan stainless agar tak mudah rusak atau berkarat. Sejak tahun 2004 Dowa menancapkan kukunya ke pasar dalam negeri.
[caption id="attachment_367113" align="aligncenter" width="300" caption="Penambahan Asesoris"]
[caption id="attachment_367115" align="aligncenter" width="300" caption="Pemasangan Merek"]
Di dalam negeri walaupun harga tas ini terbilang lumayan mahal, ternyata peminatnya cukup tinggi. Mungkin ini disebabkan kualitas yang baik dan setiap wanita tak hanya cukup memiliki satu buah tas, kaum Hawa harus menyesuaikan tas dengan aksesori lain. Wanita mana yang nggak kalap melihat tas Dowa. Modelnya cantik dan up to date, dibuat disebuah desa di Kota Yogyakarta. Siapa sangka, dari tangan-tangan orang desalah tas lokal ini bisa membawa nama harum produk dalam negeri ke seantero dunia. Ternyata, tas Made in Indonesia pun nggak kalah dengan tas bermerek buatan asing.
[caption id="attachment_367116" align="aligncenter" width="300" caption="Pemasangan Resleting"]
Tas dengan desain Yogya asli, sederhana, rajutan etnik, unik, handmade warna-warna natural. Tas Dowa sangat bervariasi model dan warnanya. Untuk produk tas sendiri, Dowa memiliki beberapa macam tipe tas, yaitu faith, great year, grazie, optimist. Selain tas, Dowa juga menyediakan aksesoris, scarf, dompet. dan sebagainya.
[caption id="attachment_367117" align="aligncenter" width="300" caption="Penjahitan Bagian Luar Tas"]
[caption id="attachment_367120" align="aligncenter" width="300" caption="Display Tas Dowa"]
Nama Dowa sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya 'doa'. Nama itu pun akhirnya sukses mengantarkan pemiliknya menembus pasar global, disukai konsumen luar negeri. Di Amerika, hasil karya pengrajin tas Dowa dipatenkan dengan merek “The Sak”, sementara di Eropa tas rajut ini tenar dengan merek “The Read's”. Soal kualitas, rajutan merupakan warisan nenek moyang yang memiliki nilai artistik tinggi. Tak heran tas dengan merek dagang The Sak dan The Read’s berhasil melanglang buana. Sementara tas dengan merek dagang Dowa lebih dikenal di pasar lokal.
[caption id="attachment_367118" align="aligncenter" width="300" caption="Pengecekan Hasil"]
Apa beda Tas Dowa dengan The Sak? Keduanya hampir sama, hanya saja jika Dowa ada tambahan aplikasi logam dan kulit, The Sak full rajutan, so lebih natural. Peminat barang ini nggak bisa mendapatkan tas ini di sembarang toko. Selain pembuatannya limited edition, toko yang menjualnya juga terbatas. Hal tersebut justru menjadi nilai tambah pada eksklusivitas tas rajut ini.
[caption id="attachment_367119" align="aligncenter" width="300" caption="Tas Dowa Bahan Kulit"]
Bagi sebagian besar wanita, model tas merupakan salah satu ajang untuk “pamer” segala sesuatu, mulai dari dandanan, baju yang dikenakan, sampai pada tas yang dibawa. Kaum hawa yang gemar gonta-ganti tas dengan berbagai merek, jenis, warna, dan model terbaru, tentunya sudah nggak sabaran ingin menambah lagi koleksi tas dengan kualitas yang lebih bagus, mewah, unik dan menarik. Jika ngeluyur ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke tempat pembuatan tas ini. Kita diperbolehkan masuk ke dalam dapur. Selain berbelanja, kita pun disuguhi kudapan tradisional atau lebih kerennya jajan pasar. Jangan takut kuno atau ndeso, justru model rajut selalu up to date. Daripada memakai produk impor atau pura-pura impor, mengapa kita nggak memakai hasil karya bangsa sendiri aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H