Banyak cerita dimedia tulis maupun televisi, menyanjung PT KAI yang sudah merubah mindset transportasi kereta api dari yang semula nggak terurus menjadi moda yang elit, nyaman dan murah.
Kemarin selesai mengurus sesuatu di Bintaro, untuk kembali kekantor di Jalan Thamrin biar lebih cepet dan nggak kena macet. Kuputuskan menggunakan kereta commuter line, yang berangkat dari stasiun Jurangmangu pukul 16.40 menuju stasiun Tanah Abang.
Kenyamanan yang selama ini didengang-dengungkan, kemarin nggak kurasakan. Mesin pendingin ruang penumpang atau Air Conditionernya (AC) nggak berfungsi dengan baik. Yang keluar bukan udara yang sejuk namun hanya hembusan angin, dengan arus yang kecil. Seperti AC-ku dirumah yang sedang kehabisan freon. Padahal sore itu penumpang agak longgar, tapi dalam gerbong yang kunaiki udaranya terasa gerah. Nggak seperti kereta yang sudah dilengkapi AC.
Karena waktu perjalanan yang nggak terlalu lama cuma 24 menit, so aku nggak sempat ngecek suasana digerbong lain. Mudah-mudahan sih hanya gerbongku saja yang suasananya begitu. Aku yakin PT KAI dapat menjaga dengan baik asetnya, bukan cuma bisa membeli tapi nggak pandai merawat. Semoga.
Untuk operasional commuter line, semua fasilitas yang diberikan PT KAI sudah lebih baik, yang agak krodit cuma saat turun kereta dan mau keluar dari stasiun Tanah Abang, karena pintu masuk dan pintu keluar masih jadi satu. Nggak diatur serta diawasi dengan disiplin, sehingga penumpang yang akan naik dan turun berdesakan saling dorong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H