Mohon tunggu...
Pandu Satya Rizal
Pandu Satya Rizal Mohon Tunggu... Duta Besar - God is good. All the time.

Menimba ilmu sedalam-dalamnya, kemudian menyalurkannya kepada orang lain layaknya mata air yang mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menengok Foto Zaman Dulu Tanpa Abu-abu

16 September 2018   10:56 Diperbarui: 17 September 2018   17:54 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: KITLV (@potretlawas)

Apa yang ada dibenak anda ketika melihat foto lama yang diambil pada tahun 1800-an? Ada 2 tipe orang yang memaknai foto tersebut. 

Si A mengatakan "Sungguh menarik bung! Ini daerah A? Wah beda sekali dengan yang sekarang!"

Si B mengatakan sebaliknya "Kenapa harus abu-abu? Tidak ada warnanya? Bosan begini melulu."

Dua tipe orang yang berbeda ketika menikmati sejarah, dan saya adalah tipe B. Jujur awalnya saya juga bertanya-tanya mengapa foto tersebut tidak ada warna? 

Pertanyaan yang terus menerus berputar di pikiran saya semenjak kelas 7 SMP, lalu ketika saya duduk di kelas 9 SMP saya melihat sebuah potret orang dayak dengan latar belakang zaman dulu tetapi bewarna yang saat itu di-post oleh salah satu pengguna Facebook di beranda saya. 

Saya penuh tanya dan keheranan, bagaimana teknologi zaman sekarang sudah bisa mendeteksi warna abu-abu foto tua itu? 

Ternyata jawabannya adalah 

"Tidak ada teknologi yang dapat mendeteksi warna apa itu."

Lalu apa? Jawabannya adalah sangat sederhana, yaitu Photoshop. Pewarnaan ulang, begitulah istilahnya. Teknik ini memberi hawa baru bagi para penikmat foto sejarah (termasuk saya) ketika menjelajah, dan ternyata sudah banyak orang yang melakukan teknik tersebut. 

Apakah ini sesuatu yang rumit? Tidak. Banyak tutorial di youtube yang memudahkan kalian untuk mempelajari teknik unik ini! Bahkan ada orang yang menggunakan sumber sejarah terlebih dahulu sebelum menentukan warna apa yang pas untuk pewarnaan.

Berikut adalah contoh-contoh dari teknik pewarnaan ulang tersebut.

Sumber: Marina Amaral - Omaha Beach Landing
Sumber: Marina Amaral - Omaha Beach Landing
Sumber: Marina Amaral - Omaha Beach Landing
Sumber: Marina Amaral - Omaha Beach Landing
Sumber: Marina Amaral - Archduke Franz Ferdinand of Austria, 1914
Sumber: Marina Amaral - Archduke Franz Ferdinand of Austria, 1914
Pewarnaan foto lawas ini memiliki tingkat mudah-sulit tergantung detail  warna yang diberikan oleh editor.

Seperti contohnya Marina Amaral, ia sudah sangat mahir dalam mewarna foto lawas dengan mempertimbangkan banyak komponen di dalamnya, yang mana dapat menghabiskan waktu sampai berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu foto saja.

Sumber: @tukangpoles_asli - Mayor Jenderal TNI Ibrahim Adjie (kanan) bersama Letnan Jenderal TNI Achmad Yani 1964-1965an
Sumber: @tukangpoles_asli - Mayor Jenderal TNI Ibrahim Adjie (kanan) bersama Letnan Jenderal TNI Achmad Yani 1964-1965an
Sumber: @tukangpoles_asli - Mayor Jenderal TNI Ibrahim Adjie (kanan) bersama Letnan Jenderal TNI Achmad Yani 1964-1965an
Sumber: @tukangpoles_asli - Mayor Jenderal TNI Ibrahim Adjie (kanan) bersama Letnan Jenderal TNI Achmad Yani 1964-1965an
Pewarnaan foto lawas memang mengasyikkan karena memandang sejarah dari kacamata baru yang jarang kita temukan.

Tetapi ada pihak yang menanyakan apakah foto-foto tersebut dapat dipertanggung jawabkan keaslian warnanya?

Maka dari itu, foto-foto tersebut, tidak dapat dijadikan sebagai sumber utama dalam sejarah karena bisa saja warna yang diberikan oleh editor berbeda dengan aslinya. 

Tetapi penulis sangat-sangat terpukau dengan pewarnaan foto lawas yang menawarkan dimensi baru dalam memahami ilmu sejarah. 

Anda tertarik mencoba? :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun