Salah satu materinya adalah bagaimana cara menyusui yang benar. Hal ini tentu sangatlah penting terutama bagi mereka para disabilitas yang tidak bisa melihat. Posisi bayi haruslah benar agar dapat menyusui dengan baik. Penggunaan alat peraga menjadikan penjelasan menjadi semakin mudah untuk dipahami.
Yang paling seru adalah ketika pembahasan mengenai donor ASI. Memang ada ibu yang ditakdirkan tidak bisa menyusui anaknya, mungkin karena ASInya tidak keluar atau karena ibu tersebut mengidap penyakit yang berbahaya.Â
Sebagai seorang muslim kita harus berhati-hati karena saudara sepersusuan itu haram untuk dinikah. Oleh karena itu sebaiknya kalau memberikan donor ASI itu kepada bayi yang berjenis kelamin sama. Selain jenis kelamin, pastikan juga bahwa ASI yang kita terima itu berasal dari ibu yang sehat, agar tidak tertular penyakitnya.
Satu hal yang harus diingat, ASI adalah hadiah terindah seorang ibu kepada anaknya, karena hal itu tidak bisa terulang lagi. Apalagi pemberian colostrum pada hari-hari pertama menyusui itu tidak bisa digantikan oleh apapun. Hanya satu kali seumur hidup.Â
Last but not least, ketika kita memerah ASI, maka sebaiknya yang memberikan adalah ayahnya, neneknya atau pengasuhnya. Agar anak paham kalau ada ibu berarti dia bisa langsung menyusui, kalau tidak ada ibu baru dia minum lewat botol atau gelas.Â
Acara berlangsung dengan sangat meriah, banyak sekali peserta yang antusias untuk bertanya dan dijawab dengan jelas sekali oleh Ibu Aulia selaku narasumber.
Acara diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada para peserta dan foto bersama. Entahlah hatiku rasanya mengharu biru bertemu para disabilitas yang semangat menghadiri acara ini. Semoga dilain kesempatan aku bisa berpartisipasi lagi. Dirgahayu AIMI Jatim, sukses selalu!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI