Mohon tunggu...
Laurens Sipahelut
Laurens Sipahelut Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makna Sesungguhnya Film "Groundhog Day"

23 Februari 2015   16:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:40 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Phil kehilangan gairah hidup. Dia jatuh dl depresi dan berkali-kali bunuh diri – bagi penderita depresi kematian adalah jalan keluar. Namun, dl lembah paling gelap sekalipun hidup seberkas cahaya. Pd saat seseorang siap melakukan bunuh diri, dia hidup bukan dl masa lalu dan bukan dl masa depan, yaitu ranah sang ego, diri kita yg fana; dia hidup dl kekinian – ranah Sang Diri (the Self), diri kita yg baka. Ego yg senantiasa membisiki kita bahwa dunia ini nyata, diberhentikan sementara. Sang Diri lantas diberikan kesempatan untuk mencuat dan menanam benih dl hati kita untuk menjadikan kita mengerti bahwa dunia ini fana dan kita sesungguhnya baka.

Itulah yg dialami oleh Phil. Ketika benih itu tertanam dl hatinya, dia mengalami pencerahan, suatu pemahaman akan hidup yg mendadak sontak muncul, seperti yg tersirat dl percakapan kedua antara dia dan Rita di kedai menyusul lewatnya masa depresi Phil:

Phil: I'm a god.
Rita: You're God?
Phil: I'm a god. I'm not the God... I don't think.

Percakapan di atas penting krn, seperti pd percakapan pertama mereka di kedai tsb, kita kembali menjadi tahu sesuatu tt Phil. Apabila percakapan pertama di kedai memberi tahu kita status Phil sbg manusia Egoistis, percakapan kedua memberi tahu kita bahwa dl hati Phil telah ditanamkan benih yg menjadikannya menyadari sesuatu, sesuatu yg membuatnya mengenggankan hal-hal dasar dan menjadikannya hanya sudi akan hal-hal mulia. Phil kini ibarat logam takmulia yg telah siap berubah menjadi emas, atau dng kata lain: Phil telah siap berubah dari manusia Egoistis menjadi manusia Altruistis.

Pasal, begitu manusia Egoistis puas mengekspresikan diri lewat vulgarisme (harta benda, uang, kekuasaan), begitu vulgarisme mulai terasa hambar, dl dirinya timbul hasrat untuk mengungkapkan diri lewat estetika: ilmu pengetahuan, seni, filsafat. Itulah yg terjadi pd Phil.

Phil mulai memasuki dunia estetika dan setiap langkah yg dia ambil, setiap tindakan yg dia lakukan, bertujuan untuk memuaskan hasratnya akan hal-hal estetis. Dia mengakrabi buku, dia belajar piano, dia mendalami seni pahat-es. Yaitu, hingga tiba saatnya dia bersinggungan langsung dng kematian, dng kefanaan, yaitu ketika seorang tunawisma yg dia ajak berkawan mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. Lantaran peristiwa tsb Phil menjadi sadar bahwa apa-apa yg dia dambakan pd tahap itu pun ternyata adalah fana, dan benih itu, benih yg sebelumnya telah tertanam dl hatinya, pun berkecambah.

Mulai saat itu Phil mendambakan satu hal semata: mempertalikan diri dng Sang Diri. Artinya, apabila sebelumnya Phil berikhtiar mempermulia ego, yaitu sifat dia yg fana, lewat kegiatan estetis, sekarang dia berikhtiar mempermulia Sang Diri, yaitu sifat dia yg baka, dan apa pun yg mulai saat itu dia perbuat, tujuannya hanya satu: mempersandingkan ego dia yg fana dng Sang Diri yg baka.

Di alun-alun kota, saat meliput acara Groundhog Day, masih pd tgl 2 Februari itu, dia membuat Rita dan Larry, dan juga kerumunan orang di sana, terpana ketika, dng gaya yg jauh berbeda dari Phil yg selama itu mereka kenal, dia di depan kamera berujar:

Phil: When Chekhov saw the long winter, he saw a winter bleak and dark and bereft of hope. Yet we know that winter is just another step in the cycle of life. But standing here among the people of Punxsutawney and basking in the warmth of their hearths and hearts, I couldn't imagine a better fate than a long and lustrous winter.

Phil ingin mengatakan bahwa musim dingin, atau penderitaan, ialah bagian dari hidup. Dia telah menerima penderitaan sbg bagian dari hidup dan dia tahu bahwa penderitaan merupakan kesempatan bagi kita untuk bertumbuh asalkan kita bisa mentransformasikan penderitaan menjadi pemahaman dan dari situ kearifan. Selain itu, dia tidak lagi berkeberatan terjeblos di kota kecil itu krn dia tahu bahwa kedamaian tidak dpt dicari dan oleh karenanya tidak tergantung pd suatu hal di luar kita: kedamaian sejati, kebebasan sejati, hanya ada dl diri kita.

Lewat sejumlah adegan kita lantas menyaksikan seorang Phil yg telah berubah. Dia kini sosok yg selalu siap menolong dan berlaku ramah. Rangkaian adegan tsb ingin menunjukkan bahwa Phil telah menjadi manusia Altruistis, manusia pemberi, manusia yg senantiasa menganugerahi. Phil telah berubah dari manusia Egoistis menjadi manusia Altruistis: tema film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun